Ketika sebuah tim sudah terbentuk kurang lebih lima musim namun prestasi terbaik mereka masih sebatas play off putaran pertama, seperti Magic pada umumnya, manajemen adalah sasaran paling empuk fans mereka sendiri dan netizen julid budiman.
Channel:NF Classic
Tim yang dimiliki oleh keluarga Devos (salah satu pendiri perusahaan pemasaran Amway) dikenal kurang jeli memilih pemain muda lewat draft. Beberapa pemain yang mereka pilih, jarang ada yang menjadi starter meski masih bermain untuk Magic, misal Mario Henzoya (5/2015), Jonathan Isaac (6/2017) (cedera), Mo Bamba  (6/2018), baru musim ini berkesempatan menjadi starter, Melvin Frazier (sekarang bermain untuk tim G-League OKC), Chuma Okeke, forward yang meski akurasi tembakan angkanya lumayan, poin per game-nya selama dua musim rata-rata di bawah sepuluh poin. Paling hanya point guard Cole Anthony yang bisa menembus tim utama Magic sejauh ini lantaran punya drive, jump shot, dan block shot yang cukup menjanjikan.
Channel: Hoops Highlight
Kecuali mungkin Frazier, semua pemain yang didraft Magic, senantiasa memiliki postur dan gaya bermain yang mirip. Mereka semua rata-tata jangkung kekar, punya umpan tajam, dan cukup dominan di bawah jaring sendiri dan jaring lawan. Meski begitu akurasi tembakan tiga, kreativitas, dan defense sejak pemain lawan memasuki area tiga angka cenderung tidak begitu menonjol.Â
Buat saya, yang doyan, nontonin permainan model Boston Celtics (2019), Rockets era Chris Paul, Grizlies era musim lalu, dan Utah Jazz musim ini yang ngandelin defense para pemain ulet dan jangkung, gaya tersebut cocok sama gaya permainan NBA terkini (padahal selera saya pribadi), cuman dengan akurasi tembakan tiga angka yang tidak terlalu meyakinkan dan permainan yang kurang niat menang, jadinya ya gitu deh. Terlebih mereka nggak pernah benar-benar punya mentor berpengalaman yang punya pengalaman cukup panjang di babak play off.
Lantaran prestasi Magic dinilai biasa-biasa saja, mereka  mulai mengadakan mini rebuild (lantaran komposisi beberapa pemain mudanya relatif masih sama) dengan mendatangkan rookie point guard Jalen Suggs (draft no. 7 2021) dan adik mantan shooter jangkung Lakers Moritz Wagner, Franz Wagner (8/2021) (yang lantas dikenal dengan nama Wagner Brother)
Kebetulan, permainan Magic era baru ini dinilai menjanjikan. Meski aliran bola dirancang Cole Anthony (no punggung 14) atau Jalen Suggs atau malah Markelz Fultz, skema permainan Magic menjadi menarik begitu bola ada di tangan Franz lantaran Franz bisa mendribel bola sampai mentoq atau langsung mengumpankan pada center lincah Wendell Carter.Â
Sedikit banyak racikan ini merupakan andil dari pelatih Jahmahl Mosley yang cukup berpengalaman menangani pemain muda sejak sejak menangani karir tersebut di Denver Nuggets (2005)