Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Orlando Magic, Tujuan Para Raksasa NBA

27 Desember 2022   23:18 Diperbarui: 27 Desember 2022   23:17 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah karena tampil grogi atau apa, mereka langsung kalah di putaran pertama dari Indiana Pacers.

Dari postur dan akurasi tiga angka selama berkarir di NBA aja bisa dilihat gaya maennya kek apa, dok: NBA
Dari postur dan akurasi tiga angka selama berkarir di NBA aja bisa dilihat gaya maennya kek apa, dok: NBA

(Data tabel diambil dari statistik pemain yang rata-ratanya dari awal karir ampe game terakhir, nyari datanya gampang di mana-mana ada, dan klo diupdate tiap game pun statistiknya nggak akan berubah banyak biasanya, kecuali misal klo akurasi tembakan pemain atau block shot mereka melonjak tajam misal terhitung mulai musim baru).

Musim berikutnya (1995) berbekal komposisi yang nyaris sama plus power forward petarung yang punya umpan dan jump shot bagus Horace Grant dan playmaker yang kerap ditugaskan menjadi penjaga serangan lawan ketika dimainkan dari bangku cadangan Brian Shaw, Orlando Magic langsung melaju ke final, dengan gaya permainan yang nyaris sama seperti sebelumnya. Bedanya Grant memberikan variasi serangan ketika mendapat bola karena ia bisa menyeruduk ke bawah jaring atau memberikan ke Shaq.

Sayang, di final, Shaq bertemu lawan sepadan, center lincah yang juga jago berduel memperebutkan rebound, Hakeem Olajuwon. Kebetulan, rebound dan finishing Shaq yang bagus di bawah jaring menjadi pembeda dengan tim yang dihadapi Shaq eh Magic di putaran-putaran sebelumnya.

Pada putaran pertama, meski trio  Chicago Bulls, trio Pippen, Jordan, Luc Longley, tidak diragukan kapasitasnya, mereka belum punya pemain bertipe petarung dan perusak seperti Dennis Rodman sigap menantang Shaq di musim berikutnya.

Begitu pula center Rik Smith (Indiana Pacers), lawan Shaq di putaran berikutnya, yang mesti punya jump shot bagus, dari sisi tenaga, rasanya masih beda jauh dari Shaq.

Benar saja, di musim berikutnya, Dennis Rodman (dan point guard Ron Harper yang sempat mengimbagi kecepatan Jordan ketika masih bermain di Cavaliers) yang menjadi pembeda antara Bulls dan Magic di semifinal. Meski diperkuat komposisi yang relatif sama, Shaq harus menyerah 4-0 dari Bulls pada tahun 1996.

Musim-musim berikutnya, tanpa diperkuat Shaq, bisa dibilang Magic rutin menjadi penggembira di putaran pertama, termasuk saat mereka diperkuat nama-nama populer pada tahun 2002 seperti point guard Darrel Amstrong, legenda Toronto Raptors shooting guard, Tracy McGrady, shooter jangkung Mike Miller, shooter jangkung (lagi) kurang kokoh Pat Garrity, dan Horace Grant.

Dari bangku cadangan, Magic era tersebut jelas tidak kekurangan pemain bagus karena ada pemain jago slam dunk Bo Outlaw dan small forward dengan skill paling lengkap di eranya, Grant Hill,  yang sayang rentan cedera dan Legenda Knicks Patrick Ewing.

Meski banyak diperkuat, pemain berpengalaman, pusat permainan praktis ada di tangan McGrady dengan jump shot, umpan, tusukan, dan slam dunk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun