Entah karena terlalu berpusat pada McGrady dan pemain lain terlalu berpusat pada satu titik, serangan Magic jadi mudah terbaca. Terlebih saat defense, meski defense pada para playmaker tim lawan terbilang rapi, Magic mempercayakan penjagaan big man tim seperti Elden Campbell (Charlotte Hornets) pada Troy Hudson yang tidak terlalu tinggi.
Meski Campbell kesulitan melewati hadangan Hudson pun, Campbell yang unggul tinggi badan, cenderung tidak kesulitan mengumpankan bola pada pemain yang lebih bebas seperti Baron Davis.
Tidak heran, Magic harus mengakui keunggulan Hornets di putaran pertama.
Menariknya, meski sempat membawa Magic melaju ke final dan membawa Boston Celtics menjadi juara, pelatih Magic saat itu, Doc Rivers, kerap dijuluki pelatih spesialis putaran pertama dan semifinal lantaran tim-tim yang diasuhnya lebih sering mentok di semifinal, meski dari posisi klasemen di babak reguler, berada di posisi yang lebih tinggi.
Gambar punya NBA, saya cuma nyoretin ajaÂ
Magic sendiri mulai berbenah dan membangun tim yang mirip (tapi tidak mirip dengan Magic tahun 1995). Pada tahun 2004, Magic mendatangkan dua rookie sekaligus yaitu Dwight Howard dan Jameer Nelson (yang didatangkan dari Denver Nuggets) Â yang punya jump shot bagus, serta shooter DeShawn Stevenson yang juga tampil keren bersama Dallas Mavericks kelak.
Tim ini perlahan tapi pasti mulai terbentuk dengan kedatangan shooter/playmaker Hedo Tokuglu (dari Sacramento Kings, 2005), yang meski terbilang tidak tangkas, punya dribel dan daya juang bagus ketika harus menusuk ke bawah jaring.
Kepingan tersebut makin lengkap ketika Magic mendatangkan forward dengan jump shot bagus (termasuk ketika bermain post up), Rashard Lewis dari Seattle Supersonics, dan Coutney Lee, defender tangguh senyap yang meski jarang menembak, namun selalu gimana gitu ... .
Tidak sulit menerka skema permainan Magic pada tahun 2009. Terlebih di bangku cadangan Magic diperkuat shooter Michael Pietrus, rookie mereka JJ Redick, dan forward kreatif yang gaya bermainnya termasuk kegemaran saya Marcin Gortat.
Channel: Ali Production