Bermain dengan dua playmaker yang jago tembak (termasuk Hedo) dan Dwight Howard yang di bawah jaring dijaga minimal satu pemain, playmaker mana pun yang dimainkan, termasuk Rafer Alston, tidak harus memberikan bola ke Dwight Howard, Alston bisa memberikan bola ke Lewis atau Hedo yang bisa menembak atau menusuk sebelum mengumpankan ke Howard.
Howard pun, ketika menerima bola, bisa menyelesaikan langsung umpan tersebut lewat post up play atau mengumpan pada para shooter.
Clip Maude
Dari sisi Defense, dengan punya pemain sejangkung Hedo dan Lewis yang kebetulan juga jago defense, pemain mana pun tidak mudah melewati pertahanan Magic. Terlebih di bawah jaring, berdiri sigap Dwight Howard yang juga jago block shot.
Sayang, meski punya defense dan offense bagus di bawah jaring, finishing Howard belum seluwes Shaq.
Di final, Howard kesulitan mencetak angka karena dijaga dua pemain jangkung Lakers, Pau Gasol dan Andrew Bynum, sedangkan saat menjaga Kobe Bryant, setiap kali mengangkat tangan untuk mengeblok tembakan Kobe, Howard seolah selalu dianggap pelanggaran (padahal biasanya nggak sampe gitu-gitu amat sempritan wmeasitnya)
Musim berikutnya, tanpa kehadiran Hedo (yang bertukar seragam dengan Vince Carter di Toronto Raptors) dan Courtney Lee, rasanya ada yang beda dari Magic. Meski kita tahu Vince Carter, point guard kreatif Jason Williams, Â dan defender ceking Matt Barnes bermain seperti apa (baca: keren pisan), Tanpa tusukan Hedo , kemampuan membuka ruang, praktis berpusat pada Nelson. Terlebih Williams dan terutama Carter tidak dikenal dengan defense-nya, meski dari sisi highlight, mereka senantiasa memancing keriuhanÂ
Terlebih shooter jangkung Ryan Anderson dan forward dengan jump shot bagus Brandon Bass masih terlalu muda. Tidak heran, mereka terhenti di bawah hadangan Boston Celtics yang diperkuat Kevin Garnett, Ray Allen, Rojon Rondo, Paul Pierce, dan Glenn "Baby" Davis yang mempersulit Howard di bawah jaring pada tahun 2010 di babak semifinal (di bawah racikan pelatih Doc Rivers).
Musim berikutnya, meski masih diperkuat Howard dan kembali diperkuat Hedo dan kedatangan playmaker tangkas Chris Duhon, Orlando hanya jadi pemanis di putaran pertama  selama dua musim berikutnya.
Pencapaian tersebut yang mendorong Howard pindah ke Lakers dan Magic mulai mempercayakan posisi center pada big man jago tembak Nikola Vucevic. Lewat kehadiran Vucevic, sejatinya Magic beradaptasi dengan lewat center yang bisa membuka ruang karena memiliki jump shot yang bagus.