"Permisi."
Tidak menunggu lama, pintu terbuka. Sosok Emak tersenyum ramah menyambut.
"Masuk."
Aku mengangguk, lalu mengikutinya.
Setelah duduk di sofa, sesekali kucuri waktu ketika pandangan Emak ini tidak ditujukan padaku. Ya, aku memanfaatkannya mengamati ruangan yang cukup mewah dengan perabotan super mahal.
"Eee, anu, Bu. Apa Rizki ada di rumah?"
Kulihat dia tersenyum. "Rizki sedang keluar, Nak. Mungkin lagi ngurus skripsi."
Benar dugaanku!
"Siapa, Ma?" suara barithon, muncul. Kuterka, itu adalah suara Ayahnya Rizki.
"Teman Rizki, Pa."
Tidak berselang lama, yang dimaksud pun muncul.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!