Seperti biasa, aku mengikuti pelatihan basket di gedung olahraga sekolah. Kusuruh Ani menunggu di tempat duduk penonton. Tapi sudah hampir satu jam dia pamit ke toilet, belum juga balik.
Khawatir? Tentu lah, anak itu bisa saja nyasar, salah-salah nanti dia malah masuk ke toilet cowok. Dan sayangnya itu pernah terjadi, dan membuatku malu, karena pada saat itu, aku dan beberapa temanku sedang ganti kaos olahraga.
Sampai aku selesai berlatih dia belum juga kelihatan. Aku bergegas mengambil tas. Di depan kulihat Mbok Inem tengah menyapu halaman sekolah.
"Permisi, Mbok. Kalau boleh nanya, lihat si Ani gak?" tanyaku, yang membuat gerakan menyapu Mbok Inem berhenti.
"Bukannya bareng nak Arya terus?"
"Egak Mbok, eh, maksud aku tadi sempet bareng tapi dia pamit ke toilet, aku cari ke toilet malah gak ada." Aku mulai sedikit panik.
"Oh, mungkin saja yang aku lihat tadi si Ani kali ya, mataku agak rabun jadi kurang jelas buat ngeliat," ujar Mok Inem.
"Di mana mbok?"
"Ke gudang yang ada di lantai tiga, Nak Arya, tapi dia gak sendiri," kata Mbok Inem yang membuatku semakin khawatir.
"Sama siapa Mbok?"
"Nak Angga."