Mohon tunggu...
Cadis Luz
Cadis Luz Mohon Tunggu... Nelayan - Sing tenang.

Belum pernah aku berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwaku sendiri, yang terkadang membantuku, dan terkadang menentangku. Imam Ghazali

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kupu-Kupu Cacat

4 September 2019   22:51 Diperbarui: 4 September 2019   23:02 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Intan memiringkan kepala, terlihat mencoba lebih mengamati. "Lo lihat deh Al, dalam lukisan ini hawa nafsu itu digoda dengan bisikan-bisikan. Dan bisikan itu digambarkan oleh topeng-topeng yang berperan sebagai tokoh kejahatan pada cerita Jawa. Topeng tersebut bukan wajah asli manusia melainkan perwujudan dari bisikan-bisikan jahat yang menutupi hati dan kebenaran."

Aku bertepuk tangan dengan mulut ternganga. "Waw! Intan, lo hebat."

"Iya, gue kan, tadi malem sempat baca soal lukisan ini di internet." Intan bergaya bangga.

"Tapi gue nggak mudeng sama sekali," celetukku, Intan menepuk jidat mendengarnya.

Aku meringis tanpa dosa, temanku itu hanya menggeleng, lantas mengembuskan napas pelan. "Dasar!"

Intan lalu menyapu pandangannya pada lukisan lain, masih karya Affandi berjudul Cangklong.

"Nah, ini dia Al, kita beruntung bisa melihatnya di sini, ini termasuk lukisan langka, loh." Intan memberitahu.

"Waw!" kataku dengan wajah terkagum.

"Lo tau gak? Warna merah pada bagian dahinya itu mengekspresikan jika beliau mempunyai masalah yang belum terselesaikan."

"Itu artinya ... ini lukisan beliau sendiri? Maksud gue ... ini wajah beliau?"

"Tepat, beliau melukis dengan melihat dirinya dalam cermin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun