“Ada yang sakit gak mah badannya?” Tanyaku.
“Semuanya sakit, pegel.” Mama menjelaskan. Mungkin itu semua pengaruh dari anestesi. Tak banyak yang bisa kulakukan selain menyuruh mamah untuk istirahat lagi.
Seteleah beberapa minggu , alhamdulillah keadaan Mama sudah mulai membaik. Mama sudah kembali seperti biasa namun dilarang untuk melakukan kegiatan yang berat. Saya bersyukur Mama sehat sampai saat ini dan semoga diberikan kesehatan seterusnya. Ya meskipun kadang rasa nyeri di badan sering muncul tapi mama kembali sehat lagi.
“Ya Allah tolong jangan biarkan Mama pergi duluan. Aku tak sanggup jika harus ditinggal orang terkasih untuk ketiga kalinya."itu yang selalu menjadi doaku.
Apapun yang terjadi kedepannya , itu adalag urusan Allah namun kita jangan penah berhenti berdoa dan berikhtiar supaya mendapatan kehidupan yang lebih baik lagi. Saya harap si Circanoma Mamae ini tidak menurun ke saya karena biasanya penyakit kanker itu bisa turun ke keturunannya atau bersifat genetik.
Seusai menceritakan kisah yang sudah di rangkum menjadi singkat dan sedemikian rupa. Sekarang saya jadi merindukan sekali mereka berdua, kehadiran mereka membuatku tenang dan mengerti apa arti kasih sayang. Siapapun yang membaca ini sampai selesai, minta doanya untuk mengirimkan al- fatihah sejenak, terimakasih. Semangat untuk semua pejuang kanker di dunia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H