“Maaf tapi hasilnya sudah akurat.” Jelas suster itu.
Suster menunjukan layar alat pendeteksi detak jantung. Ya, itu menunjukan hanya garis lurus saja yang artinya benar, Enin sudah meninggal. Mama dan Tanteku masih melongo tidak percaya.
“Apa perlu saya lakukan tindakan dengan alat setrum jantung (Defiblator)?” Tanya suster itu.
“Gak usah sus, kasian Mamah takut nambah sakit ntar.” Ucap Mama dengan lemas.
Mama terkulai lemas jatuh dilantai, menyadari bahwa Enin kini sudah benar-benar tiada.Seakan masih tidak percaya dengan apa yang terjadi , Mama melamun agak lama.
“Silahkan urus administrasinya di loket ya bu.”Ujar Suster itu kepada Tante.
Tante segera pergi ke tempat administrasi dan meninggalkan Mama.
Mama segera menelepon dokter “Halo dok, Mama saya sudah tidak ada. Dokter tidak usah jadi kesini karena mama saya sudah tidak ada.” Jelas Mamaku dengan lemas.
“Hah?! Tidak ada gimana maksud kamu? Tadi sore kan masih sadar. Saya sebentar lagi sampai.” Jawab dokter itu dengan kaget.
“Ya dokter, Mama saya sepertinya sudah meninggal sejak masih dirumah. Kami semua mengira tadi itu hanya pingsan.” Balas Mamaku.