Begitulah kira-kira prosesinya kata teman saya.
Dengan wajah yang saya buat selugu mungkin, saya tanya ke teman saya.. Dulu elo ngelakuin apaan waktu lagi gak sadar ? Eh dia langsung ketawa ketiwi sambil bilang, kalau itu rahasia dia hehehe.. Mau tau aja, tambahnya. Saya nyengir kuda aja, ketahuan taktiknya.
Memulai perjalanan
Akhirnya saya bulatkan hati saya untuk ikut dengan teman saya ke tempat kelompok tarekat tersebut. Toh bisa nolak kalau memang merasa gak cocok.
Tidak ada yang istimewa ketika saya memulai perjalanan. Seperti yang sudah saya duga.. macet dan panasnya minta ampuunn..
Jauhnya luar biasa.. butuh waktu sekita 4-5 jam.
Setelah sampai, saya baru tahu kalau lokasinya itu di rumah sang Mursyid yang sangat dekat dari tempat kami turun dari bis.
Bertemu sang Mursyid dan keluarganya
Ketika masuk, baru ada beberapa orang saja. Sempat bersalaman dengan sang Mursyid dan juga istri dan cucunya.
Saya perhatikan sekilas, wajah sang Mursyid benar-benar cerah walau kelihatan sudah tua. Mengingat dia sudah pensiun, mungkin usianya sekitar 60an pada saat itu.
Dibalut dengan baju lengan panjang berwarna polos agak keputih-putihan, sang Mursyid kelihatan sangat sederhana. Kesederhanaan itu juga terlihat dari rumah beserta isinya.