Dengan berbagai kemudahan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di era digital, ternyata di lain sisi dapat menimbulkan tantangan yang besar khususnya berdampak pada kebertahanan ilmu -- ilmu sosial di era yang semakin maju seperti saat ini. Ilmu sosial dapat diartikan sebagai semua bidang ilmu mengenai manusia dalam konteks sosialnya atau sebagai anggota masyarakat.
[1] Ilmu -- ilmu sosial terbagi dalam beberapa cabang, meliputi Ilmu Sosiologi, Ilmu Antropologi, Ilmu Ekonomi, Ilmu Geografi, Ilmu Politik, Ilmu Psikologi, Ilmu Sejarah, dan lain sebagainya. Seluruh konsep dasar yang terkandung dalam ilmu-ilmu sosial di atas saling memiliki hubungan dalam kehidupan manusia.Â
Kemudian, dari keseluruhan cabang ilmu -- ilmu sosial tersebut terdapat relasi, relevansi, dan fungsi yang cukup signifikan untuk memecahkan masalah-masalah manusia.
 Tantangan yang besar berkaitan dengan perkembangan era digital dialami oleh ilmu sosial, khususnya ilmu sejarah dan sosiologi. Tantangan yang dialami oleh ilmu sejarah dan sosiologi untuk dapat tetap eksis di era masyarakat digital memiliki berbagai point yang menjadi pehatian khusus.Â
Pertama, berkaitan dengan pemikiran masyarakat yang menganggap bahwa ilmu sejarah dan sosiologi merupakan ilmu kuno untuk dipelajari di zaman ini dan tidak bersifat praktis.Â
Masyarakat menganggap bahwa ilmu sejarah hanya berupa materi masa lalu yang terlihat kuno dan tidak terlalu "keren" untuk dipelajari di masa kini. Sehingga banyak masyarakat khususnya siswa yang tidak dapat mengingat sejarah atau peristiwa -- peristiwa penting yang terjadi di Indonesia.Â
Sosiologi pun dianggap sebagai ilmu yang tidak praktis untuk kebanyakan orang karena lebih banyak berkaitan dengan teori yang dinilai tidak bisa dirasakan secara langsung manfaatnya. Hal ini jika berbeda dibandingkan dengan ilmu ekonomi dan komunikasi yang paling diminati oleh kebanyakan orang.
Perkembangan teknologi di era digital yang terlihat pada saat ini turut mempengaruhi minat masyarakat. Masyarakat di era digital sangat menyukai hiburan berupa konten di berbagai sosial media seperti Youtube, Tiktok dan Instagram.Â
Hal ini juga menunjukkan bahwa pekerjaan yang melibatkan pembuatan konten di industri kreatif sangat dibutuhkan. Dengan kondisi yang demikian, maka masyarakat di era digital lebih memilih untuk menggandrungi ilmu komunikasi, editing, fotografi, videografi, copywriting, dan lain sebagainya.
Ilmu -- ilmu tersebut dianggap lebih menarik sebagai bekal soft skill yang harus dikuasai untuk pekerjaan di masa kini maupun masa yang akan datang. Maka dari itu, tentunya ini menjadi tantangan lain bagi ilmu sejarah dan sosiologi untuk dapat bersaing dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di era digital.
 Tantangan ketiga yang mengancam ilmu sejarah dan sosiologi di era digital disebabkan oleh ilmu sejarah dan sosiologi yang stuck pada materi terdahulu dan tidak mengalami perkembangan yang signifikan seiring dengan perkembangan zaman.Â