Dalam hal ini guru sebagai pendidik penting untuk selalu mengingatkan siswa bahwa pentingnya pelajaran sejarah yang berisi perjuangan para pahlawan bangsa serta lika -- liku mencapai kemerdekaan untuk meningkatkan rasa solidaritas bangsa agar tidak jatuh lagi.
 Kemudian menjelaskan juga bahwa bahwa ilmu sosiologi juga merupakan ilmu yang praktis bukan hanya teoritis seperti pemikiran kebanyakan orang. Dimana dalam hal ini perlu diingatkan kembali bahwa kita perlu mempelajari ilmu sosiologi yang bertujuan untuk siswa dalam melakukan pemecahan masalah.
 Hal ini sejalan dengan fungsi sosiologi yaitu, pertama fungsi sosiologi untuk penelitian yakni Melalui adanya penelitian dan penyelidikan sosiologi akan diperoleh berbagai fakta sosial yang sangat bermanfaat dalam membuat perencanaan pembangunan ataupun pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat.Â
Kedua, fungsi sosiologi untuk pembangunan yakni sosiologi sangat berguna dalam memberikan data sosial yang diperlukan pada tiga tahap proses pembanguan, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penilaian.Â
Ketiga, fungsi sosiologi perencanaan sosial yakni perencanaan sosial yang diberikan oleh sosiologi relatif dapat dipercaya karena disusun berdasarkan kenyataan yang faktual dalam masyarakat. Terakhir, fungsi sosiologi sebagai pemecahan masalah yakni menggunakan metode-metode baru sebagai jalan pemecahan masalah sosial.[3]
Kemudian, tahap ketiga yaitu Integration (Integrasi) pola nilai di dalam sistem adalah proses sosialisasi dan internalisasi yang kemudian menjadi bagian dari kesadaran actor mengabdi pada kepentingan sistem sebagai satu kesatuan.
Maka siswa akan turut memiliki kesadaran yang terinternalisasi dalam dirinya untuk terus mempelajari dan mempertahankan pelajaran sejarah dengan tujuan mempertahankan jiwa solidaritas bangsa Indonesia. Selain itu siswa juga memiliki kesadaran untuk mendalami pelajaran sosiologi sebagai bentuk bekal pengetahuannya dalam mengatasi masalah yang dialami dalam kehidupan sehari -- hari.
Terakhir, tahap keempat yaitu Latency (Pemeliharaan pola) sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaharui motivasi individu dan pola--pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut. Dalam hal ini, pemerintah perlu memberikan batasan minimal jumlah siswa dalam kelas yang harus memilih mata pelajaran sosiologi dalam penerapan kurikulum prototipe.Â
Selain itu, guru juga perlu menanamkan kembali bahwa lulusan sosiologi dapat menjangkau profesi yang luas dan sejalan dengan era digital saat ini.Â
Profesi lulusan sosiologi bisa mengambil bagian dalam jurnalis yang mana bisa dikaitkan dengan ilmu videografi copywriting dan sebagainya yang sejalan dengan perkembangan era digital. Selain itu, lulusan sosiologi pada saat ini juga tidak menutup kemungkinan untuk menjadi seorang content creator.Â
Terlebih dalam menyebarluaskan ilmu sosiologi di Youtube dengan membuat animasi ataupun menyebarluaskan pengetahuan mengenai sosiologi melalui Podcast.