Artinya sebuah sistem sosial yang ada dalam masyarakat akan tetap langgeng selama pencapaian tujuan dari sistem sosial tersebut masih dapat terdefinisikan oleh anggota masyarakatnya. Integration (Integrasi) pola nilai di dalam sistem adalah proses sosialisasi dan internalisasi yang kemudian menjadi bagian dari kesadaran actor mengabdi pada kepentingan sistem sebagai satu kesatuan.Â
Latency (Pemeliharaan pola) sistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaharui motivasi individu dan pola--pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut.
Dalam hal ini dikarenakan masyarakat adalah suatu sistem, oleh karena itu diperlukan adanya kerjasama antara bagian atau elemen -- elemen di dalam masyarakat yang saling berkaitan untuk dapat mempertahankan eksistensi ilmu sejarah dan sosiologi di era digital saat ini.
Hal ini juga bertujuan untuk mengatasi berbagai tantangan yang muncul yang bersinggungan dengan ilmu sejarah dan sosiologi agar kehadirannya tetap ada seiring perkembangan zaman ke era yang lebih modern lagi.Â
Elemen atau bagian -- bagian tersebut yakni dimulai dari aturan atau kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, kemampuan pendidik dalam mengajarkan ilmu sejarah dan sosiologi, serta keingintahuan masyarakat khususnya siswa akan pelajaran sejarah dan sosiologi di era digital.
Oleh sebab itu diperlukan suatu bentuk pembiasaan yang disebutkan oleh Talcott Parsons sebagai AGIL. Yakni yang pertama adalah Adaptation (adaptasi), dimana sebuah sistem yang ada pada masyarakat tersebut harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan tersebut dengan kebutuhannya.Â
Dalam hal ini, guru atau pendidik Sejarah dan Sosiologi harus lebih kreatif dalam mempersiapkan bahan ajar. Guru sejarah dan sosiologi harus lebih terbuka untuk mengikuti perkembangan masyarakat digital. Sebagai contoh, dalam pembelajaran sosiologi guru dapat menggunakan "filter quiz sosiologi" di platform Instagram agar pembelajaran lebih menarik, kekinian, dan menyenangkan bagi siswa.Â
Selain itu guru juga bisa memanfaatkan aplikasi kahoot atau quiziz dalam mengadakan kuis interaktif yang akan dikerjakan oleh siswa, yang mana siswa harus menjawab soal dengan benar dan cepat untuk memenangkan pertandingan. Kemudian guru sejarah dan sosiologi juga dapat membuat bahan ajar berupa teka -- teki silang (TTS) yang akan diisi oleh siswa.Â
Serta komik sosiologi yang berisikan materi pembelajaran. Jadi pada tahap adaptasi ini pendidik sebagai bagian dari sistem harus mampu beradaptasi di era digital dengan menyediakan bahan ajar yang sejalan dengan perkembangan teknologi digital.Â
Sehingga pelajaran sejarah dan sosiologi dapat lebih menyenangkan bagi siswa. Terlebih pelajaran sejarah yang sering dikaitkan dengan pelajaran "mendongeng". Kemudian, pendidik sosiologi juga harus lebih banyak menggunakan analisis kasus yang berkaitan dengan masyarakat agar siswa merasa bahwa memang sosiologi masih relevan untuk terus eksis di era perkembangan masyarakat digital.
Selain itu, tahap kedua yang disebutkan oleh Talcott Parsons adalah Goal Attainment (Pencapaian Tujuan), Sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.Â