Oleh : Ernita Desyanti
Abstrak
Fenomena El Nino yang melanda Indonesia, memicu kekeringan dan suhu panas akan digantikan oleh La Nina. Badan Meteorologi Metaorologi, Klitamologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan El Nino sudah berakhir dan akan digantikan oleh La Nina pada puncak musim kemarau yang diprediksi masuk ke Indonesia ketika sebagian wilayah mengalami puncak musim kemarau tahun 2024, sekitar bulan Agustus atau pertengahan bulan Juli. Maka diperlukan kesiagaan dan kewaspadaan untuk meminimalisasi banyak kemungkinan terjadinya dampak besar dari keadaan (fenomena cuaca) ini.
Abstract
The El Nino phenomenon that hit Indonesia, triggered drought and hot temperatures will be replaced by La Nina. The Meteorology, Metaorology, Climatology and Geophysics Agency (BMKG) stated that El Nino has ended and will be replaced by La Nina at the peak of the dry season which is predicted to enter Indonesia when some regions experience the peak of the dry season in 2024, around August or mid-July. Therefore, alertness and vigilance are needed to minimize the many possibilities of a major impact from this situation (weather phenomenon).
Â
Pengertian
La Nina dan El Nino merupakan salah satu fenomena yang sangat membahayakan. Hal ini dikarenakan dampaknya bisa memakan waktu cukup lama, seperti kekeringan dan masih banyak lainnya.
Apa Itu  El Nino?
El Nino adalah fenomena panasnya suhu muka laut di daerah Samudra Pasifik, tepatnya di bagian tengah hingga ke timur, yang berdampak pada keadaan cuaca ekstrem.
Penjelasan Tentang La Nina
La Nina adalah kondisi setelah terjadinya El Nino, yaitu musim kemarau atau suhu panas yang terjadi akibat menurunnya suhu di permukaan laut di Samudra Pasifik. Ditambah lagi pada perubahan suhu menjadi lebih rendah dibandingkan kawasan sekitarnya. Hal ini memberikan dampak pada kehidupan ekosistem biota di bawah laut.
Penekanan air hangat akan sulit membawa nutrisi, sehingga menyebabkab banyak hewan perairan bermigrasi ke wilayah air yang lebih dingin. Dampaknya tampak jelas, yaitu perubahan curah hujan tinggi.
"El Nino merupakan fenomena kebalikan dari kejadian La Nina."
Masuknya La Nina ke Indonesia
Secara geografis, Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Pasifik. Pertukaran massa udara serta interaksi atmosfer dan laut yang terjadi di wilayah tersebut berpengaruh terhadap iklim Indonesia.
Salah satu fenomena global interaksi atmosfer - laut yang terjadi di Samudera Pasifik dan menjadi climate driver di Indonesia adalah El Nino - Southern Oscillation (ENSO). ENSO terbagi dalam dua kejadian yaitu fase dingin (La Nina) dan fase hangat (El Nino).
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menerangkan bahwa kondisi El Nino saat ini sudah netral atau sudah berakhir. Kondisi netral ini terjadi hingga pertengahan bulan Juli 2024. Disebabkan karena menurunnya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur ekuator.
Saat ini berada pada kondisi iklim berada pada masa peralihan dan setelah itu Indonesia akan memasuki fenomena La Nina, yang diprediksi akan mulai masuk pada bulan Agustus nanti, yaitu pada puncak musim kering yang ditandai dengan menurunnya suhu muka air laut.
Dampak Fenomena El Nino Dan La Nina Di Wilayah Indonesia
Â
Dampak El NinoÂ
Dampak lainnya terhadap masuknya La Nina di Indonesia, yaitu terjadi kemarau panjanh, sehingga menyebabkan banyaknya daerah kurang volume air. Pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadao air menjadi lebih sedikit. Terjadi kekeringan dimana-mana, karena frekuensi curah hujan terlalu sedikit.
Dampak La NinaÂ
Dampak La Nina di Indonesia ditandai dengan akan banyaknya uap air yang masuk ke wilayah Indonesia, sehingga menyebabkan makin banyaknya pertumbuhan awan-awan hujan yang pada akhirnya meningkatkan potensi hujan di beberapa wilayah Indonesia, Peningkatan curah hujan akan terjadi sekitar 20% hingga 40% dan dikhawatirkan akan terjadi bencana hidrometeorologi.
Dua Kategori Dampak Yang Terjadi di Indonesia
Potensi Kekeringan terjadi di sebagian wilayah di Indonesia, yakni
- sebagian Jawa,
- sebagian bagian Sumatera Barat
- sebagian Riau,
- sebagian dari Jambi,
- sebagian Sumatera bagian utara,
- sebagian dari Kalimatan Utara,
- sebagian dari Kalimatan Timur,
- Papua; bahkan hampir sebagian besar di wilayah bagian Papua mengalami curah hujan yang rendah atau kekeringan.
Sementara peningkatan curah hujan terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, yaitu :
- wilayah Jawa,
- Sumatera bagian selatan dan timur,
- sebagian Kalimantan Barat, tengah, dan selatanÂ
- sebagian Sulawesi barat dan utara
- sebagian dari wilayah Maluku.
Potensi kekeringan parah masih akan terjadi di 3 Propinsi dan perlu waspada terhadap ancaman La Nina, yaitu :
- Jawa Timur
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
Ketiga provinsi ini karena berdekatan dengan Samudra  Australia (monseum Australia) yang suhu permukaan air lautnya masih panas.
Analisa Data BMKG
Kurang lebih 10% wilayah Indonesia mengalami kekeringan, untuk antisipasi kita harus tetap waspada terhadap perubahan iklim/cuaca yang dapat terjadi tiba-tiba.
Agustus nanti banyak wilayah Indonesia akan mengalami potensi ilkim basah karena mengalami La Nino lemah, namun tahun ini tidak separah tahun lalu.
Data BMKG menunjukkan bahwa pada tahun 2025-2016 terjadi El Nino kuat.Â
Pada tahun 2019 El Nino moderat,
Dan tahun 2023 El Nino moderat
Pada saat El Nino beberapa daerah terbuka akibat kemarau dan disaat hujan dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan longsor. Jadi perlu waspada akibat masuknya La Nina. Tapi hal ini tergantung pada kondisi kerusakan tanahnya.
Upaya Pencegahan Bencana
Kita harus siap terhadap perubahan cuaca nantinya karena hanya dapat diprediksi sekitar sepekean/seminggu bahkan sepuluh hari sebelum terjadi.
Menjelang kemerdekaan iklimnya memang ada iklim ekstrem basah dan ada yang iklim ekstrim kering. Diimbau kepada masyarakat agar selalu memantau iklim dan cuaca sebelum beraktivitas, karena perubahan iklim dapat terjadi secara cepat. Sebabkan di Indonesia mengalami beragam cuaca.
A. Adaptasi Iklim/Cuaca
Pemantauan cuaca dapat dilakukan dengan cara melihat update cuaca terbaru di aplikasi BMKG, website resmi BMKG, di media sosial ataupun lewat radio dan televisi. Masyarakat sebaiknya mengetahui keadaan iklim atau cuaca setiap hari sebelum melakukan aktivitas, terutama yang akan bepergian ke luar kota.
Bagi daerah yang mengalami La Nino karena sebelumnya musim kemarau di daerah ini lalu menjadi basah, walaupun La nina kondisinya lemah dan atau walaupun dengan curah hujan sedang tapi tetap dapat memicu bencana. Apalagi di saat El Nino beberapa daerah terbuka akibat kemarau dan disaat hujan datang dapat memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan longsor. Jadi perlu waspada akibat masuknya La Nina. Hal ini tergantung kondisi kerusakan tanahnya.
B. Upaya Pencegahan Dampak Di Sektor Pertanian
BMKG berkoordinasi dengan Kementrian PUPR sejak April 2024 melakukan modifikasi cuaca untuk mengisi waduk waduk, lumbbung-lumbbung dan disiapkan beberapa sumur bor dan dengan para petani.
Sejak awal tahun 2024 BMKG memberikan pengarahan dengan para petani agar petani dapat menyesuaikan pola tanam. Merupakan upaya agar petani tidak kaget dan sudah siap menyesuaikan potensi kekeringan yang 10% tadi. dan di wilayah lain BMKG menyiapkan dengan kondisi kemarau basah hingga setelah Agustus atau pertengahan akhir bulan Agustus nanti.
Telah diberitahukan kepada para petani untuk mengantisipasi fenomena cuaca dengan cara beradaptasi. Petani diharap mengetahui waktu untuk bercocok tanam serta simpanan penyediaan air untuk lahan, dimaksudkan agar petani tidak mengalami gagal panen.
C. Upaya Pencegahan Di Sektor Umum
Selain itu diingatkan untuk tetap harus memelihara lingkungan agar lingkungan tidak semakin rusak dan untuk antisipasi terjadi bencana sehingga datangnya La Nina, baik potensi kemarau basah atau potensi kering tidak banyak berpengaruh.
Penutup
El nino dan La nina merupakanp eristiwa gejala alam yang terjadi disebabkan karena penyimpangan iklim akibat ulah manusia. Peristiwa ini menimbulkan banyak permasalahan terhadap kehidupan masyarakat Indonesia mulai dari kebakaran hutan, asap, kekeringan, gagal panen, dan ancaman kelaparan serta kalau dilanjutkan dengan la nina akan terjadi musim hujan yang berkepanjangan dan mengakibatkan terjadinya ancaman banjir , tanah longsor yang dapat mengaibatkan banyak korban jiwa.
Â
Akhir-akhir ini daerah-daerah di Indonesia mengalami cuaca ekstrem dan berubah-ubah hampir tidak bisa diprediksi. Hal ini disebabkan karena adanya fenomena El Nino yang bersambut dengan fenomena La Nina. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan memantau cuaca/iklim yang bersumber dari BMKG. Beradaptasi dengan cuaca ekstrem, perubahan iklim tiba-tiba, menghemat air, adanya persediaan air bersih, dan menjaga lingkungan, untuk meminimalisir bencana serta dampak yang lebih banyak lagi, seperti gagal panen, bencana hidrometeorologi dan lainnya.
Sumber :
* Mengenal El Nino Dan La Nina Serta Dampaknya Terhadap Pertanian Indonesia. (Farzan Ghazi; 2022 -- Penerbit: Elementa Agro Lestari)
* MetroTv ; Indonesia bakal diserang La Nina, (Metro pagi Primetime)
* Â Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H