Wahai kaumku yang aku cintai
Ingatkah kau salah satu surat ibu kita RA Kartini
Yang begitu gigih memperjuangkan emansipasi
Kepada nyonya Abendon beliau menulis kalimat ini
„Kita bisa menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita sepenuhnya”
Alangkah dahsyatnya jika terus kita hayati
Sebagai bekal kita melanjutkan cita-cita Kartini
Untuk mencerdaskan seluruh perempuan di negeri ini
Tanpa harus melupakan kodrat Ilahi
3. WASIAT KARTINI III
„Bagi saya hanya ada dua keningratan. Keningratan fikiran (fikroh) dan keningkatan budi pekerti (akhlak). Tidak ada manusia lebih gila dan bodoh menurut persepsi saya daripada orang yang membanggakan keturunannya. Apakah berarti sudah beramal shaleh orang yang bergelar macam Graaf atau Baron? Tidaklah dapat dimengerti oleh pikiranku yang picik ini ....“ sepenggal surat yang ditujukannya kepada sahabatnya Stella Zee Handelaar, menunjukkan betapa luasnya cara pandang Kartini terhadap lingkungan di sekitarnya. Dia tidak hanya pandai dalam ilmu sosial tetapi dia juga pandai dalam memahami ajaran agamanya.