"Apa kau tidak melihat jalan di sini sempit?! Hah?!" Ucapnya ketus. "Jangan berusaha melarikan diri!" imbuhnya.
Bag!
Untuk kedua kalinya kaki lelaki dengan pisau di tangannya itu menendang saat tubuhku belum sempat berdiri. Aku meronta sejadi-jadinya kesakitan. Namun yang ia lakukan adalah menarik rambut di kepalaku dengan paksa agar aku berdiri.
"Lepaskan aku, sialan!"
"Diam!" Dia balas meneriakiku dan menarik rambutku paksa. Ke kanan dan ke kiri tak beraturan dengan cepat hingga beberapa helai rontok dari kepala.
Sakit ..., sakit.
"Tunggulah sebentar biar kami memutuskannya, membunuhmu, atau menggunakanmu terlebih dahulu." kata lelaki itu.Â
"Sialan. Aku tidak sudi kalian mempermainkanku! Lebih baik aku mati!"
Tangan kirinya menjambakku, sedangkan tangan kanannya menodongkan pisau menyentuh leherku.
"Diam."
Air mataku tak terbendung, dan perasaanku remuk hanya dalam beberapa saat.