Mohon tunggu...
Khoirul Muttaqin
Khoirul Muttaqin Mohon Tunggu... Wiraswasta - IG: @bukutaqin

Halo 🙌 Semoga tulisan-tulisan di sini cukup bagus untuk kamu, yaa 😘🤗

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sebuah Kunci dengan Gantungan Panda

6 April 2022   07:19 Diperbarui: 6 April 2022   07:19 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

Lelaki itu juga menyeretku ke tepi lantai dua, sedikit mendorong wajah dan tubuhku hingga tidak seimbang. Hingga kepalaku melihat lantai satu dengan jelas. Jika dia melepaskanku saat ini juga, tubuhku akan tersungkur dan jatuh ke keramik. Aku tak akan mampu berdiri dan wajahku akan terlihat berbeda.

"Lihatlah Tom! Kita mendapat bonus gadis cantik di sini," teriaknya membuat telingaku sakit.

"Hahaha, dasar kau. Kita harus membersihkan jejak!"

"Kita harus menikmati aksi hari ini juga."

"Lepaskan aku! Apa yang ingin kalian lakukan kepadaku!" teriakku di tengah-tengah ketakutan dan mencari celah.

"Diam! Aku tidak bicara denganmu!" ucap lelaki di sampingku sambil mendorongku semakin ke bawah, membuat posisiku hampir jatuh.

Posisi dipaksa tersungkur seperti ini membuat mataku melihat semakin jelas temannya bernama Tom itu. Tubuhnya sama-sama kekar, tinggi, dan berkumis tebal. Berjalan ke lantai atas melewati tangga. Sialan. Oh, ya Tuhan! Ada satu mayat orang lagi di sebelah bu Vivi dan suaminya!

"Lepaskan aku! Aku tidak ingin mati! Lepaskan!"

"Diam! Atau kau akan kubunuh lebih cepat!" Tangannya menjambak rambutku dengan paksa setiap aku berontak dan membuatku tidak berkutik. Ke kanan, ke kiri, lalu ke atas, bawah dan ke sembarang arah.

Sakit.

Rumah ini berada di tempat yang sepi dengan jarak antar rumah lainnya bisa sampai satu kilometer. Teriakan-teriakan pun tak akan bisa membantu. Sedangkan jalan lari hanya ada satu tangga ke lantai satu. Tanganku memang belum diikat, namun kepalaku sakit karena dikoyak-koyak tangan lelaki ini sejak tadi. Belum lagi pisau yang ada di tangannya dan satu lelaki lain yang berhasil menaiki tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun