Mohon tunggu...
Budi Wahyuningsih
Budi Wahyuningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Temanggung dan mendapat tugas tambahan sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Hobi memasak, membaca novel petualangan dan misteri, traveling, dan bertanam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Upik Abu

23 Maret 2024   10:14 Diperbarui: 23 Maret 2024   10:23 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Semoga Upik mau membaca ungkapan hatiku yang kutuangkan lewat goresan pena ini.

JIka pun kau robek kertas ini aku tetap bertahan untuk tidak merobek namamu dalam hatiku. Sosok cantik, cerdas, pekerja keras itu yang aku tahu tentang dirimu. Maaf jika itu yang dapat kutangkap meski sebenarnya aku yakin kamu memiliki lebih dari 3 hal tersebut.

Upik... saat melihat sosokmu, jantungku berdegup lebih kencang, desiran di hatika tak bisa hilang. Saat tak melihat wajahmu, gundah gulana diriku. Upik izinkan  aku berbagi suka duka denganmu. Aku tak tega melihat sorot matamu yang tampak lelah saat kuliah. Aku ingin menjadi penopang saat kamu lelah berdiri. Aku ingin menjadi tempatmu belabuh saat kamu lelah mengarungi samudera kehidupan. Upik...maafkan aku jika aku terlalu naif. 

Kamu tak perlu menjawab suratku, cukup dengan senyuman saat kau bertemu denganku, sebagai jawaban bahwa kamu menerima cintaku.

 Assalamualaikum Wr.Wb.

 Penuh harap

 Dhimas Seto

 Seperti dilepas tulang belulangku, lemas tak berdaya...terbayang sosok Dhimas Seto mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kakak tingkat sesama senat mahasiswa. Atletis, tampan, jago voli, kaya, dan idaman mahasiswi seluruh kampus. Membayangkan menjadi pacarnya pun aku tak berani, siapalah diriku si Upik Abu dekil dan miskin. Sementara dia ibarat pangeran berkuda pujaan gadis seluruh negeri Antah Berantah.

Tubuhku menggigil, seperti mimpi tetapi nyata. Pangeran pujaan menyatakan cinta dan aku tak sanggup untuk mengiyakan hatiku. Sekian masalah pasti akan kuhadapi jika kuterima cintanya. Teman-temanku akan berubah menjadi musuhku karena kalah bersaing denganku. Kalau Aku seperti si Dea model cantik pasti mereka tak akan begitu benci saat aku tahu jadi pacar Dhimas. Wajarlah...Dea cantik, kaya pula...nah aku siapa...muka kucel persis Upik Abu begini jadi kekasih Dhimas yang so perfect! Alamak aku cukup tahu diri!

Sampai pukul 12 malam, mataku tak dapat kupicingkan. Aku bingung, bagaimana harus bersikap kepada Dhimas. Selama ini, aku bersikap biasa saja tak ada perasaan istimewa saat berpapasan mata dengannya. Besok ada rapat Sema dan aku harus membuat keputusan saat bersemuka dengannya. Senyum atau pasang muka hambar...aduuh...hatiku seakan meronta aku ingin menerima cintanya tetapi aku taksanggup dengan konsekuensinya...

'Ya Rabb...mengapa dia hadir di saat aku tidak ingin dicintai dan mencintai...."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun