"Waduh! Sakit yang kayak biasa kan?"
"Beda. Sekarang makin aneh sakitnya. Apalagi gue ada luka di dubur. Nyerinya ngeresep sampe ke sumsum."
"Astaghfirullah!" Keprihatinan yang amat sangat membuat saya ga tau harus membalas apa.
"Ginjal gue juga udah kena. Dan menurut dokter itu penyumbang nyeri yang hebat juga."
"Masya Allah..."
"Fungsi ginjal gue tinggal 30%, kata dokter."
"Astaghfirullah..."
"Jantung gue juga fungsinya tinggal 30%. Kalo udah sesek, ampoooon deh, mendingan makan di warung Pak Wir Hehehehe...."
Pak Wir adalah warung di kampus tempat kami biasa nongkrong pas masih kuliah dulu. Saya bingung mau bales apa. Tapi begitulah Pepeng. Dia dengan santai bercerita tentang penyakitnya tanpa minta dikasihani. Dia adalah seorang yang betul-betul tangguh dan menjadi inspirasi semua orang.
"Udah tidur, Jek? Gimana kabar buku lo?" Pada sebuah malam, saya coba menyapa dia duluan. Dan Alhamdulillah langsung dibales.
"Nah itu dia Jek. Gue ga punya waktu buat ngurusinnya, gue sering drop sekarang."