"Pak, aku ingin ke kota besar. Cari kemungkinan lebih baik."
"Kenapa? Di sini ada cukup pekerjaan. Ada sawah ladang, meski tidak luas itu memberi cukup makan. Untuk apa ke kota?"
"Aku banyak mendengar, kehidupan kota menawarkan kemungkinan-kemungkinan hebat. Sekais de limit!"
"Apa artinya?"
"Bapak tidak bakal mengerti. Itu artinya, gantungkan cita-cita di langit!"
"... ???"
"Aku jenuh dengan kehidupan desa yang serba lamban."
Esok pagi. Matahari bersinar cerah. Sono terkantuk-kantuk menumpang dokar menuju batas desa, di sana ia bisa mendapatkan angkutan desa menuju terminal bus, yang akan membawanya ke kota pertama. Dari situ perlu naik angkutan kota menuju stasiun kereta api, yang akan mengantarkannya ke kota besar.
Keluar dari stasiun kota besar Sono memandang hal-hal yang belum pernah dipandangnya di desa. Tersenyum seraya menghirup napas dalam-dalam.
"Uhuk-uhuk."
Asap putih dari bajaj merah warnanya dan udara berkualitas jelek serentak masuk ke saluran pernapasan. Terbatuk dan celingak-celinguk pikirannya berkabut, hendak ke mana?