"Anak-anak sudah punya kehidupan masing-masing. Kita telah melihat keindahan berbagai kota dunia. Itu tidak cukup. Aku ingin hidup tidak terburu-buru."
"Jadi?" tanya istri Sono yang setia menemani, dari perintisan usaha hingga hidup mewah.
"Ya, aku ingin kita bisa hidup tenang, meski lambat, lebih lambat, demikian lambat."
***
Sungai kecil berbatu. Gemericik air bening menyapu lembut telinga. Sono duduk di gubuk bambu menikmati silir-semilir angin mengusap wajahnya.
Matanya memandang padi menguning menghampar. Sesekali tangannya santai menarik-narik tali, yang terhubung dengan orang-orangan sawah nun jauh di sana. Sono tersenyum melihat burung-burung beterbangan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI