Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Romeli Ingin Menjadi Orang Sakti

13 Januari 2025   06:03 Diperbarui: 13 Januari 2025   06:46 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Terserah kamu dah ...! Aku cari kerja saja."

Berbekal ransel isi baju, pengisi baterai ponsel, dan uang sekadarnya Romeli pergi. Semua kebutuhan makan, minum, biaya menginap, bahkan rokok ditanggung oleh Mas Agus selama bersamanya.

Romeli naik angkutan umum menuju raumah Mas Agus daerah di tepi kota. Beberapa hari ia mendapatkan pembekalan, tentang makna pengolahan spiritual untuk membangkitkan potensi akal dan batin melalui pencarian diri sejati.

Mas Agus memiliki keistimewaan. Bisa menerawang: membaca pikiran, masa lalu, dan masa depan seseorang. Oleh karena itu, orang-orang mendatanginya untuk memperoleh solusi spritual atas permasalahan. Semakin laris menjelang Pilkada. Mungkin juga mendekati Pilpres, siapa tahu?

Laris? Iya, banyak orang mendatangi atau mengundanghnya. Atas saran-saran dan solusi sakti, tentu saja, Mas Agus mendapatkan amplop. Tak perlu tahu isinya, yang jelas kehidupannya amatlah makmur untuk ukuran lingkungan tempat tinggalnya.

Untuk itulah Romeli ingin belajar sakti dari Mas Agus.

Dalam pengolahan spiritual seseorang harus pasrah, mengosongkan pikiran dari rasa ingin, dan berusaha membangkitkan jiwa murni. Perlu latihan dan kunjungan ke tempat keramat atau dianggap angker. Bukan untuk memuja penunggu tempat itu, tapi melakukannya demi mendapatkan lingkungan hening. Bagi Romeli, demi mengikis rasa takut.

Latihan pertama adalah memusatkan akal dan rasa, dengan duduk bersila dan meletakkan kaki secara bersilang pada paha. Posisi punggung tegak dan mengambil napas dalam, menyimpannya di dasar perut beberapa saat, lalu mengeluarkan perlahan dari mulut. Setelah dirasa cukup membuang energi negatif, mata memejam untuk memusatkan perhatian dan merasakan alunan napas.

Tidak mudah bagi Romeli yang tidak terbiasa tenang. Namun, sekian kali latihan membuatnya bisa merasakan hening pikiran.

Setelah pembekalan dirasa cukup, Mas Agus mengajak Romeli melakukan perjalanan spiritual. Di keheningan tempat-tempat angker mereka bertapa. Lama kelamaan Romeli terbiasa, tidak lagi takut akan munculnya hantu.

Puncak pengalaman batin terjadi pada sebuah pertemuan dua sungai berarus deras, tempuran penghasil energi dan oksigen tinggi. Saat bertapa, Romeli merasa dirinya lenyap. Suara gelegar tempuran tidak terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun