Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Omak Kompleks Perwira

25 November 2024   06:08 Diperbarui: 25 November 2024   07:41 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Omak (Gambar oleh Barrie Taylor dari Pixabay)

Kendati umumnya pemegang hak hunian sudah meninggal dunia, istri dan anak-anaknya masih tinggal selama kantor Komando Daerah Militer tidak meminta mereka meninggalkan rumah dinas.

Di depan deretan hunian itu dibangun kantor Komando Rayon Militer dan rumah kopel untuk prajurit.

Takada orang berani sembarangan memasuki kompleks, selain para pedagang keliling. Itupun mereka yang sudah memiliki langganan dan yang punya koneksi dengan penghuni. Tanpa hubungan-hubungan itu, siapa saja yang celingak-celinguk akan mendapatkan pertanyaan tidak bersahabat.

Satu saat dua orang menaiki kendaraan beroda dua, yang tersohor sebagai sepeda motor jambret, meraung memasuki kompleks. Mentok menemui jalan buntu, setang memutar balik motor.

Sialnya, enam atau tujuh anak kolong yang sudah sangat matang menghadang jalan keluar. Sepeda motor terjungkal dihantam batang kayu. Pengendara dan penumpangnya jumpalitan menumbuk aspal.

Orang-orang tak berdaya itu sia-sia menangkis kepalan tangan yang datang secara beruntun dan bergantian. Namun, tiada guna melindungi diri. Darah terlanjur memercik dari hidung dan ujung bibir. Mata membiru kehitam-hitaman.

Sebelum serupa remahan kerupuk diremas, datang polisi-polisi yang tadi mengejarnya. Satu orang, sepertinya komandan regu, menjelaskan kepada para pemuda kompleks perwira. Dengan takzim meminta izin untuk membawa dua bandit kelas teri.

Sebetulnya, aparat pemelihara keamanan umum itu enggan berurusan dengan warga kompleks perwira. Mereka tidak petentengan sebagaimana di tempat selain kompleks perwira. Kecuali ada alasan kuat, seperti menangkap penjahat sial yang terlanjur memasuki sarang macan.

Aku orang sipil yang bebas keluar masuk kompleks perwira. Bersahabat dengan Tohir sejak zaman menempuh sekolah menengah, sehingga sangat kenal dengan keluarganya. Bahkan mengenal sebagian tetangga mereka.

Tohir memiliki badan paling kecil di antara delapan bersaudara. Tujuh lelaki lainnya bertubuh raksasa. Bisa jadi pada darah mereka mengalir gen dari Omak yang tinggi besar dan bersuara lantang.

Bapaknya, purnawirawan yang sempat menjadi pemborong Kota Ini. Setelah dewasa, sebagian putranya termasuk Tohir mengikuti jejak mengurusi pekerjaan konstruksi dari pemerintah daerah setempat. Sebagian lagi bekerja sebagai karyawan swasta di berbagai tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun