Vinny menjawab dengan suara bak menggema di angkasa. Bergetar tak jelas.
Namun satu kesadaran membangunkan. Kepalanya mengingatkan: hei, ingat! Engkau wanita bahagia dengan suami gagah yang baik hati dan punya dua anak lucu-lucu.
"Maaf, aku harus segera pulang."
Menundukkan kepala tidak berani menatap mata lelaki itu, Vinny bergegas keluar. Melangkah cepat tanpa sedikit pun menoleh.
Tiba di mobil ia menyadari sesuatu. Satu tangan menggenggam kembalian. Tangan lainnya tidak memegang apa-apa.
Es krim! Es krim di mana? Ketinggalan? Pelayan lupa memberikan?
Dengan masygul Vinny kembali kafe, berharap es krim tertinggal di konter atau pelayan masih memegangnya.
Pelayan menggeleng. Dari balik konter peladen menerangkan bahwa es krim telah diserahkan.
Pandangan Vinny membentur mata seseorang. Lelaki atletis dengan rahang keras wajah tegas masih ada.
Mesam-mesem berkata, " Es krim kamu masukkan ke dalam tas. Tadi aku mau mengatakannya, tapi kamu keburu pergi."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H