Ku perkenalkan kalian pada Tatang Kendor mantan preman Pasar Cibelet yang sekarang jadi waria teladan, sudah taubat dia.
Dulu badannya kekar sekarang dadanya mekar, dulu ototnya kuat sekarang lemah gemulai, dulu kulitnya hitam pekat sekarang putih mengkilat, kalau berjalan lenggak-lenggok bak model di catwalk.
Jika kalian lihat, mungkin kalian tidak akan mengira bahwa dia bekas preman pasar yang sangar. Dan demi totalitas keadaan, dia berganti nama menjadi Tanti Bohai.
Di Pasar Cibelet siapa yang tidak mengenal Tatang Kendor, reputasi petarung handal, kebal peluru, dan juga kejam sudah melekat padanya seperti pakaian dalam, dia bisa merobohkan dua puluh orang hanya dengan tangan kosong dan pernah suatu hari kepala keamanan pasar yang menantangnya berduel dibuat terkencing di celana setelah berkali-kali golok yang digunakannya tak mempan dibacokan padanya.
Tapi meskipun begitu ia bukanlah satu-satunya penguasa Pasar, karena ada lagi yang sama kuat seperti dia yaitu Asep Bensin.
Sedikit berbeda dengan Tatang Kendor, Asep Bensin memiliki perawakan yang tidak terlihat seperti preman, badannya kecil, kulitnya putih dan mukanya sangat tampan. Dan karena ketampanannya itulah Ia menjadi preman yang mempunyai banyak penggemar, dari ibu-ibu penjual sayur, pengamen perempuan bahkan orang orang-orang homo yang tersebar di pasar berhasrat untuk dibelai olehnya.
Polisi setempat dibuat kewalahan oleh kedua preman Pasar Cibelet, dulu pernah terjadi tawuran besar hingga tujuh hari tujuh malam oleh sebab perebutan kekuasaan di antara mereka.
Pada saat itu pasar terlihat seperti medan pertempuan, pembakaran dimana-mana, mayat-mayat berjatuhan, potongan kaki, tangan bahkan kepala bisa di temukan disana, pertempuran berdarah. beruntung Sultan Agung datang untuk melerainya, ia mengajak Tatang Kendor dan Asep Bensin duduk bersama, mencari solusi terbaik dalam hal kekuasaan.
Perundingan yang sangat alot karena diantara keduanya sama-sama berhasrat untuk berkuasa, hingga akhirnya terciptalah sebuah perjanjian damai atau biasa  disebut dengan "Deklarasi Cibelet" yang berisi tiga kesepakatan.
Pertama Pihak Tatang Kendor diberikan kekuasaan untuk menguasai Pasar Cibelet wilayah Blok A, B dan C. kedua, Pihak Asep Bensin diberikan kekuasaan untuk menguasai Pasar Cibelet wilayah Blok D, E dan juga terminal, dan ketiga, Kesultanan memberikan kekuasaan penuh kepada kedua belah pihak dalam hal pengelolaan wilayah masing-masing dan jika kembali terjadi perebutan kekuasaan maka, kesepakatan ini dibatalkan serta pasar akan sepenuhnya diambil alih oleh pihak Kesultanan.
Begitulah bunyi dari kesepakatan yang sekarang terpajang jelas di pintu masuk Pasar yang di ukur di atas batu besar dan di tanda tangani oleh ketiga orang tersebut, meskipun banyak kalangan menolak keputusan itu tapi Sultan Agung tetap berpendapat inilah jalan terbaik.