beberapa patologi dalam internalnya sendiri, hal ini diuraikan dalam dua hal;
Pertama, mengalami ketidakseiringan dalam jalannya gerakan sosial dan
kaderisasi (kapasitas internal), hal ini kemudian menyeret organisasi terlalu jauh
tanpa mempertimbangkan aspek kaderisasi. Hal ini imbas dari sikap inkonsistensi
terhadap konsep yang sudah dirumuskan.
Kedua, memudarnya tradisi keilmuan yang berbasis realitas sosial, budaya literasi
yang terlampau lamban menjadi penghambat dalam membawa konstelasi
keilmuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dekat dengan realitas sosial.
Gerakan Kader Raushan Fikr, Kreatif
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah pertama sebagai organisasi perkaderan, dan
kedua sebagai organisasi pergerakan. Dalam perjalanannya gerakan perlu dimaknai
sebagai agenda besar yang memegang teguh nilai, prinsip dan cita-cita sebagai jalan
juang yang selalu dipegang teguh untuk tetap berada dalam arah yang jelas. Demikian
pula dengan seluruh gerakan mahasiswa hari ini ilmu sarat akan nilai ditiap
pergerakannya, sebab hal ini yang menjadi khas di dalam tubuh Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah.
Jika berangkat dari tujuan IMM, "mengusahakan terbentuknya akademisi Islam
yang berakhlak mulia dalam rangka tercapainya tujuan Muhammadiyah", bisa diartikan