2. Pembelajar Sepanjang Hayat
Terus belajar, berbenah memperbaiki atau meningkatkan kompetensi diri agar mampu menyiapkan siswa terampil dalam penguasaan beragam kecakapan hidup. Belajar sepanjang hayat juga dibutuhkan menghadapi perubahan teknologi digital yang teramat pesat.
- Dalam aspek ini guru dapat membaca buku-buku yang berkaitan dengan mapel yang diampu. Mengikuti zoominar dari KOCO Schools dan bergabung dengan Telegram KOCO Schools bisa menambah wawasan pengetahuan guru yang berkaitan dengan pedagogi dan aplikasi pendidikan.
- Pembentukan komunitas guru oleh KOCO sebagai wadah untuk saling berbagi praktik pengajaran dan saling mendukung satu sama lain dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran.
Berdasarkan hal tersebut, guru wajib menyesuaikan rencana dan metode pembelajarannya agar semakin relevan dengan tuntutan zaman. Dengan demikian siswa sudah dipersiapkan di sekolah untuk siap berkompetisi kelak dalam kehidupan usai menamatkan jenjang pendidikan.Â
3. Pentingnya Berkolaborasi
- Sebagai makhluk sosial sangat baik bagi guru bisa membangun jejaring. Bergabung dalam Telegram KOCO School akan membangun jejaring antar guru dari berbagai daerah. Kelak bisa saja para guru dapat melakukan kolaborasi.
- Dalam setiap zoominar yang KOCO selenggarakan diikuti oleh guru dari berbagai daerah di Indonesia. Pelatihan Kembali Mengajar dari KOCO di bulan Juni lalu diikuti 2000an peserta lebih. Dengan jumlah sebesar ini kelak nanti ada beberapa guru yang membangun jejaring.
- Dari jejaring tersebut kelak guru-guru dapat saling bertukar praktik baik, berkolaborasi membuat buku, dan saling bertukar pengetahuan. Selain itu, para guru berkesempatan luas untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan baru yang sesuai dengan kebutuhan zaman.
Karakter guru di abad 21 mampu bekerja secara kolaboratif dan bisa membimbing siswa untuk berkolaborasi dalam pembelajaran. Berkolaborasi adalah salah satu kecakapan hidup yang cukup penting dikuasai baik oleh guru maupun siswa.
Penutup
      Pandemi masih membatasi ketercapaian target pembelajaran, bahkan sudah ada penelitian dari Harian Kompas tentang learning loss untuk siswa di Indonesia selama masa pandemi. Semoga di situasi pandemi yang masih berlangsung hingga saat  ini guru dapat menjadi fasilitator yang mendorong siswanya dalam proses belajar serta menemukan solusi-solusi secara mandiri.
Selain itu, guru abad 21 juga perlu menekankan pada penalaran dan analisis siswa dalam pembelajaran, bukan semata mengejar ketercapaian kurikulum sebab guru perlu mereposisi diri bukan hanya mengajar atau menyelesaikan ketuntasan materi kurikulum semata. Justru yang sering terlupa guru menjadi among bagi pengembangan individual siswanya.Â
Referensi