Tepat mengenai dada anak genk tersebut dan terhuyung-huyung ke belakang. Sementara Tono mendapat serangan sebuah tendangan samping ke arah kepalanya. Dia memutar pinggangnya ke kanan condong ke bawah sementara tangan kirinya menangkis serangan itu. Tetapi sebuah serangan pukulan tangan kiri tiba-tiba melayang ke arah dagu Tono. Segera dia menarik kaki kirinya jauh ke belakang menghindari pukulan itu dan membentuk posisi kuda-kuda bawah. Ke dua tangannya berhasil menangkap tangan anak genk itu dan dengan cepat menariknya.
Kemudian dengan separuh tenaga Tono mendorong tubuh anak genk itu ke depan. Anak itu jatuh terjerembab ke tanah. Tapi ke dua anak itu tidak jera bahkan bersiap lagi untuk serangan berikutnya. Pukulan dan tendangan mereka lancarkan bertubi-tubi, tapi dapat dimentahkan dengan mudah oleh Sono dan Tono.
Frustrasi!!!
Mungkin itu yang dirasakan oleh ke dua anak Genk Butterfly. Mereka merasa gengsinya jatuh jika tidak bisa mengalahkan lawan mereka. Akhirnya dengan emosi memuncak mereka berdua mencabut senjata tajam dari balik bajunya. Keributan ini memancing pengunjung Sekaten untuk melihatnya. Ada sebagian pengunjung yang mencoba untuk menghentikan perkelahian itu. Tetapi begitu ke dua anak genk mencabut senjata tajam, mereka tidak berani mendekat. Mereka khawatir terjadi apa-apa pada ke dua remaja lawannya. Sono dan Tono terkejut melihat kenekatan anak Genk Butterfly.
"Apa boleh buat, Son. Kita jatuhkan mereka. Usahakan sekali pukul dan jangan terlalu melukai mereka," kata Tono mengambil inisiatif.
"Oke, baik. Aku siap!!!"
Ke dua anak genk itu kemudian menyerang Sono dan Tono menggunakan senjata tajamnya. Sabetan dan tusukan belati itu berkali-kali berkelebat mengarah ke tubuh Sono dan Tono. Dengan penuh perhitungan mereka mencoba menghindar dari serangan tersebut dan sesekali melancarkan serangan balasan. Serangan senjata tajam beradu dengan tendangan dan pukulan tangan kosong. Ke dua sahabat ini menunjukkan kemampuan bela dirinya.
Salah seorang anak genk terlihat mengayunkan senjatanya ke arah dada Tono. Tono menangkis keras serangan itu dengan tangan kirinya hingga senjata anak itu terpental ke udara. Secepat kilat Tono melancarkan serangan balik dengan pukulan bimanya.
Duaakk ....
Tepat mengenai dagu anak itu. Dia terhuyung ke belakang dan tersungkur ke tanah. Sementara itu Sono mendapat serangan senjata tajam ke arah perutnya.
Plaakk ....