Sono teringat tadi ketika sepedanya ditabrak oleh anak itu. Anak itu pun terkejut. Dan tanpa alasan apa pun tiba-tiba dia melayangkan pukulan ke arah wajah Sono sambil berseru, "Diam kau!"
Sono sedikit menarik tubuhnya ke belakang. Tangan kirinya menangkis pukulan itu dan membalasnya.
Buukk ....
Pukulan tangan kosong Sono tepat mengenai perut anak itu. Anak itu terdorong ke belakang dan terjatuh lagi.
"Hei ada apa ini? Kau yang salah, malah kau yang memukulku!" kata Sono keheranan.
Dengan sigap temannya datang dan membantu anak itu berdiri. Mereka berdua kemudian bergerak maju menyerang Sono bersama-sama. Pukulan dan tendangan bertubi-tubi dilayangkan oleh ke dua anak itu tetapi berhasil ditangkis oleh Sono. Sono berusaha mengatasi serangan demi serangan lawannya dengan ilmu bela diri yang diajarkan oleh kakeknya.
Sono sedikit berada di atas angin. Sesekali pukulan dan tendangan Sono mengenai muka dan perut lawannya walau belum bisa menjatuhkannya. Dia begitu lincah meliuk-liukkan tubuhnya menghindari pukulan dan tendangan ke dua anak itu sambil menangkis dan membalasnya kembali.
"Hentikan! Aku ndak punya masalah denganmu. Kenapa kalian menyerangku?"
Sono mencoba menghentikan perkelahian itu. Tetapi mereka tidak menghiraukan kata-kata Sono dan terus saja melancarkan serangannya. Ke dua lawan juga begitu tangguh dan berusaha untuk mengalahkan Sono. Tetapi berkali-kali serangan lawan dapat dimentahkan oleh Sono. Merasa belum bisa menjatuhkan Sono, ke dua anak itu semakin emosi dan menyerang dengan membabi buta.
Dua lawan satu! Sono sedikit kewalahan, sebuah tendangan samping hampir saja mengenai kepalanya. Dengan sigap Sono menangkis dengan tangan kirinya.
Daakk ...!