Sono sedikit terhuyung ke belakang dan menahan sakit pada lengan kirinya. Salah satu lawan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan bergerak maju bersiap menyerang Sono yang sedikit limbung. Pukulan dan tendangan anak itu berkali-kali mengenai tubuhnya. Sono berusaha melindungi bagian kepala dengan ke dua tangannya.
"Dua anak itu semakin nekat dan bernafsu untuk menjatuhkanku. Aku harus keluar dari jarak jangkau serangan mereka kalau ndak ingin kehabisan nafasku."
Sono mulai terdesak dan tidak ada kesempatan untuk menghindar ataupun melakukan serangan balasan.
"Kau ...! Aku akan menghabisimu di sini!" kata salah satu anak itu sambil terus melancarkan pukulan dan tendangan bertubi-tubi ke tubuh Sono.
Perkelahian menjadi  tidak seimbang. Tono yang sejak awal mengamati perkelahian tersebut segera berlari membantu sahabatnya. Dia mengambil posisi di samping Sono. Tono yang berperawakan lebih besar dari Sono secepat kilat melayangkan pukulan ke arah teman anak itu.
"Rasakan pukulan bimaku!"
Duaakk ...!
Tepat mengenai mukanya. Anak itu sedikit terdorong ke belakang dan menghentikan serangannya. Mengetahui sahabatnya membantu, semangat Sono semakin membara. Darah mudanya kembali mendidih bergelora. Sementara Tono tetap tenang menghadapi lawannya.
"Sekarang satu lawan satu. Ayo maju kalian!!!" teriak Sono.
"Hei ...!? Belum tahu kalian berhadapan dengan siapa?"
Salah satu lawan menjawab tantangan Sono dengan pertanyaan. Sono tertegun sejenak. Dia baru menyadari bahwa lawan yang sedang di hadapannya mungkin saja anggota salah satu genk yang cukup di segani di Kota Jogja ini.