"Iya, Ton. Kamu mau?"
"Boleh ... asal tidak kamu suruh aku mengambil sendiri dari pohonnya," jawab Tono sambil tersenyum.
"He he ... ya enggaklah. Ada itu. Sebentar aku ambilkan. Sekalian nunggu agak sorean dikit ke Alun-Alunnya," kata Sono sambil berlalu masuk ke ruang makan.
Tono memperhatikan halaman samping pendopo tempat biasanya mereka berlatih fisik dan jurus-jurus silat. Beberapa orang sedang berlatih di sana diawasi oleh kakek Sono langsung.
"Son, ada anggota baru, ya?" tanya Tono ketika melihat Sono menuju pendopo sambil membawa sepiring sawo kecik.
"Oo ... itu," jawab Sono ikut memperhatikan ke samping pendopo, "mereka dari cabang luar kota, Ton. Mereka ke sini untuk menyamakan gerakan-gerakan jurus Padepokan Banyumeneng ini."
"Oo, makanya diawasi langsung oleh kakekmu."
"Iya, Son. Supaya gerakan jurus Banyumeneng ini tetap lestari ke depannya."
Sejenak Sono dan Tono memperhatikan saat kakek Sono membetulkan beberapa gerakan dari jurus-jurus yang sedang mereka peragakan.
"Mereka menginap, Son? Berapa hari disini?"
"Biasanya dua atau tiga hari, Ton."