Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Cerpen Jogja 1990] Dua Sahabat

9 Oktober 2018   07:53 Diperbarui: 9 April 2019   00:11 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
upload.wikimedia.org

"Iya, Ton. Kamu mau?"

"Boleh ... asal tidak kamu suruh aku mengambil sendiri dari pohonnya," jawab Tono sambil tersenyum.

"He he ... ya enggaklah. Ada itu. Sebentar aku ambilkan. Sekalian nunggu agak sorean dikit ke Alun-Alunnya," kata Sono sambil berlalu masuk ke ruang makan.

Tono memperhatikan halaman samping pendopo tempat biasanya mereka berlatih fisik dan jurus-jurus silat. Beberapa orang sedang berlatih di sana diawasi oleh kakek Sono langsung.

"Son, ada anggota baru, ya?" tanya Tono ketika melihat Sono menuju pendopo sambil membawa sepiring sawo kecik.

"Oo ... itu," jawab Sono ikut memperhatikan ke samping pendopo, "mereka dari cabang luar kota, Ton. Mereka ke sini untuk menyamakan gerakan-gerakan jurus Padepokan Banyumeneng ini."

"Oo, makanya diawasi langsung oleh kakekmu."

"Iya, Son. Supaya gerakan jurus Banyumeneng ini tetap lestari ke depannya."

Sejenak Sono dan Tono memperhatikan saat kakek Sono membetulkan beberapa gerakan dari jurus-jurus yang sedang mereka peragakan.

"Mereka menginap, Son? Berapa hari disini?"

"Biasanya dua atau tiga hari, Ton."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun