Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar dari Nenek dalam Bus yang Remnya Blong

17 Maret 2019   06:23 Diperbarui: 17 Maret 2019   16:58 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi nenek berjualan-instagram@ketimbang.ngemis.soloo

Bus masih melaju kencang menuruni perbukitan. Sopir berkali-kali membunyikan klakson agar pengendara di depan menyingkir.

Entah berapa ribu meter bus itu turun dengan liarnya, tanpa rem.

Dalam kepanikan, sopir melihat di depan ada jalan kecil yang menanjak di sisi kiri. Ia pun banting stir ke kiri, berharap agar bus berhenti setelah mendaki jalan menanjak itu.

Benar saja, bus berhenti setelah mendaki jalan mendaki di depan rumah seorang warga. 

Tuhan Yang Kuasa mendengar doa-doa sopir dan para penumpang bus. Tak seorang pun terluka. Jerit panik berubah jadi seruan syukur pada Tuhan.

Hanya saja, sopir pingsan setelah menyelamatkan seluruh penumpang. Saudara saya segera mendekat ke sopir yang pingsan itu untuk memeriksa keadaannya.

Hidup dan mati setipis benang

Hidup dan mati setipis benang. Cukup sepersekian detik, orang sehat bisa mendadak wafat. 

Cukup sekedipan mata, kecelakaan bisa merenggut nyawa.

Bagi yang tak siap mati, kematian memang menakutkan.

Mengapa tidak siap mati?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun