"Crekk!." Kucing hitam tersebut mencakar wajah Pak Amir.
"Aduh!, ah, Parakang sialan!." teriak Pak Amir.Â
Keributan dari dalam rumah, membuat warga yang berjaga di bawah kolong rumah berlarian menaiki tangga. Mereka terkejut, melihat Pak boko dan Pak amir tengah berkelahi dengan seekor kucing.
Pak Rohmat, hanya terdiam, melihat kejadian aneh di depan matanya. Kucing hitam itu tak mempunyai ekor, dan matanya hitam bulat, dengan tatapan layaknya seperti manusia.Â
"Kucing ini agak laen, pasti ini kucing jadi-jadian."Â
Kucing hitam tersebut bergerak dengan gesit. Kedua pria tersebut, tak berhasil menangkap, bahkan melukainya. Bahkan, beberapa kali kucing tersebut, mencakar dan ingin melukai Pak Boko.Â
Ketika warga ingin membantu kedua pria tersebut, kucing hitam tersebut melompat keatas lubang yang berada di sela-sela atap rumah, kemudian meloncat dan menghilang di kegelapan malam.
" Pak Amir, tidak apa-apa?." tanya warga yang berada di ruang tamu rumah panggung. Mereka melihat dari cakaran kucing hitam tersebut, darah masih keluar dari wajah Pak Amir.
Sesaat kemudian, terdengar tangisan bayi dari balik dinding kamar.Â
"Alhamdulillah, isterimu melahirkan Daeng!."
"Iye."