Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengadopsi "Marketing Mix" dalam Promosi Sekolah

13 Desember 2017   09:55 Diperbarui: 13 Desember 2017   11:07 15745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://businessessays. net

Itulah yang dikejar oleh para kepala sekolah dan penyelenggara pendidikan. Kedua, dengan banyaknya siswa yang masuk di sebuah sekolah, tentu saja itu akan membuat jumlah kelas atau rombongan belajar bertambah dan bisa sebagai salah satu syarat pemenuhan jumlah jam mengajar para guru. Jika jumlah jam mengajar memenuhi syarat, para guru akan mendapatkan tunjangan profesi. 

Untuk alasan kedua inilah agaknya pembenaran yang bisa dipakai oleh kepala sekolah ketika mengerahkan para guru untuk ikut mempromosikan sekolah mereka.

Melihat fakta-fakta tersebut, kegiatan promosi sekolah ternyata memang sangat dibutuhkan oleh para penyelenggara pendidikan, baik itu negeri maupun swasta. Karenanya, sekolah harus memahami kegiatan promosi yang efektif dan efisien. 

Kita tidak bisa melakukan promosi secara membabi buta. Promosi dengan cara yang asal-asalan hanya akan menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran namun tidak akan memberikan hasil yang maksimal.

Mengadopsi Marketing Mix

Di dalam sebuah perusahaan, agar omset penjualan tinggi, perusahaan tersebut harus memiliki strategi  pemasaran yang baik. Paling tidak, perusahaan harus memperhatikan dan memberikan fokus yang seimbang pada 4 unsur dalam marketing mix, yaitu product, price, place, dan promotion. 

Meskipun tidak termasuk lembaga yang berorientasi bisnis, sekolah juga memerlukan strategi pemasaran. Kita juga tidak bisa menafikan bahwa sekolah juga butuh sokongan dana yang sebagian besar berasal dari dana masyarakat. Dalam melakukan kegiatan promosi kadang kita tidak memiliki pijakan yang tepat untuk membuat sebuah rencana. 

Oleh karena itu,  keempat unsur marketing mix tersebut saya kira bisa diberlakukan juga dalam upaya memasarkan sebuah lembaga pendidikan, baik itu jenjang pendidikan dasar, menengah, atau bahkan perguruan tinggi. Berikut ini akan diuraikan 4 unsur tersebut dalam implementasinya di sekolah.

Produk

Unsur pertama adalah produk. Dalam sebuah perusahaan, sudah jelas bahwa unsur produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan. Bagaimana dengan unsur produk ini di sekolah? Di sekolah, yang dimaksud produk bisa meliputi (1) output siswa yang telah mengenyam pendidikan di sekolah tersebut maupun (2) kualitas layanan jasa yang diberikan oleh para guru.

Lulusan (produk) dari sebuah sekolah dianggap sebagai lulusan yang baik jika mereka bisa mendapatkan nilai terbaik dibandingkan dengan alumni sekolah lain. Yang paling menjadi perhatian masyarakat terutama adalah nilai ujian nasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun