"Kenapa mereka tidak berbeda pendapat, pertama, kalau menjadi orang setia atau orang kepercayaan saja tidak boleh, apalagi jadi pemimpin. Kenapa, setiap teman setia belum tentu jadi pemimpin, tapi setiap pemimpin wajib jadi teman setia orang yang dipimpinnya," ujar Rizieq.
"Pemimpin harus jadi teman setia rakyatnya.Begitu pun dalam konteks orang kepercayaan.Jadi pemimpin ini artinya lebih tinggi. Kalau jadi pelindung dan penolong umat Islam saja tidak boleh, apalagi jadi pemimpin," jelasnya.(baca : Di Sidang Ahok, Habib Rizieq Jelaskan Arti Aulia di Al-Maidah 51)
Saya akan mencoba membahas perkataan Habib Rizieq, “kalau menjadi orang setia atau orang kepercayaan saja tidak boleh, apalagi jadi pemimpin” Namun sebelumnya kita akan membahas surat Al Maidah ; 51 terlebih dahulu.
Kenapa Al Maidah 51 melarang umat Muslim menjadikan Nasrani dan Yahudi menjadi teman setia?
Jika kata awliya diartikan sebagaimana kisah penyebab turunnya surat Al Maidah ayat 51, yaitu :
Sebagai teman setia (tafsir Departemen Agama) untuk melindungi atau menolong mereka (friends/protector/helper – Tafsir The Noble Quran) dengan cara berpindah agama (melebur sehingga tidak ada lagi perbedaan termasuk dalam kepribadian dan keyakinan.-Tafsir Al Misbah)”. Jelaslah bahwa yang terlarang adalah menjadikan mereka sebagai teman setia (yang sangat dekat sekali sampai tidak ada perbedaan dan keyakinan atau sampai membuat kita berpindah agama dan meyakini agama mereka). Hal itulah yang terlarang.
Sedangkan jika hanya menjadikan teman saja tanpa meyakini keyakinan mereka (berpindah agama) maka itu tidaklah terlarang. (baca :Pendapat dan Sikap Keagamaan MUI terhadap Ahok Bukan Fatwa, Benarkah Surat Al Maidah Ayat 51 tentang Pemilihan Pemimpin?)
Disini sebenarnya jelaslah bahwa umat Islam hanya dilarang menjadikan Nasrani dan Yahudi sebagai teman setia karena dikhawatirkan karena kesetiaan kita, maka kita akan meyakini keyakinan dari teman setia kita tersebut dan kemudian berpindah ke agama teman kita itu. Sedangkan jika kita hanya berteman saja dan tidak meyakini keyakinan agama teman kita tersebut maka tidaklah dilarang.
Jadi ayat ini tentang pertemanan dan batasan-batasan pertemanan dalam keyakinan beragama. Bukan tentang pemilihan pemimpin.
Perkataan Habib Rizieq; “kalau menjadi orang setia atau orang kepercayaan saja tidak boleh, apalagi jadi pemimpin.” Mengandung pengertian bahwa dia sebenarnya juga mengakui bahwa kata awliya pada surat Al Maidah 51 artinya adalah teman setia dan bukanlah pemimpin.
Namun dia menekankan bahwa “kalau menjadi orang setia atau orang kepercayaan saja tidak boleh, apalagi jadi pemimpin.”