Jika opini masyarakat menyatakan bahwa Ahok bersalah, maka mereka berpendapat bahwa Ahok akan di hukum. Dan jika Ahok dihukum (penjara), maka tinggal membuat opini baru bahwa calon gubernur yang tersangkut masalah hukum harus didiskualifikasi dari perhelatan Pilkada DKI 2017. Jika ini terjadi maka tercapailah tujuan mereka yaitu menjegal salah satu pasangan calon dan melapangkan jalan bagi pasangan yang diusungnya.
Umat Islam Indonesia harus cerdas agar tidak mudah dipermainkan oleh pihak lain.
Seperti yang diutarakan sebelumnya, umat Islam di Indonesia adalah mayoritas. Banyak partai politik di Indonesia yang tergiur untuk memanfaatkan banyaknya umat Islam di Indonesia untuk mengumpulkan suaranya guna pemenangan jagoannya di Pilkada.
Pada Pilkada DKI Jakarta 2017 ini umat Islam sudah mulai dipolitisir untuk pemenangan salah satu kandidat ataupun penjegalan kandidat yang lain.
Politisasi umat Islam dimulai dari penggiringan opini dengan membuat seolah-olah surat Al Maidah ayat 51 mengatur tentang pemilihan pemimpin. Padahal jelas-jelas ayat tersebut bukanlah tentang pemilihan pemimpin.
Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa ayat ini tentang kejadian perang Uhud, yang mana pada waktu itu umat Islam kalah perang melawan pasukan Quraish Mekkah. Ada sebagian umat Islam yang kurang teguh imannya (ada penyakit dalam hatinya) mencoba mencari teman / perlindungan / pertolongan kepada suku yang beragama Nasrani ataupun Yahudi agar tidak mendapat bencana dari pasukan Quraish Mekkah.
Maka turunlah surat Al Maidah ayat 51-53 yang melarang umat Islam (yang waktu itu kalah perang) mencari awliya (teman, pelindung, penolong) pada kaum Nasrani ataupun Yahudi. Karena mereka (kaum Nasrani dan Yahudi) pasti juga akan menjadi awliya (teman/pelindung/penolong) bagi kelompoknya sendiri. Dengan kata lain kaum Nasrani dan Yahudi pasti akan melindungi kelompoknya sendiri ketimbang melindungi pasukan Islam tersebut. (lihat terjemahan makna Al Quran surat Al Maidah ayat 51,52,53)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali (kalian); sebahagian mereka adalah wali bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi wali, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. 5:51) Maka kami akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: ‘Kami takut akan mendapat bencana.’ Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau suatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (QS. 5:52) Dan orang-orang yang beriman akan mengatakan: ‘Inikah orang-orang yang bersumpah sungguh-sungguh dengan nama Allah, bahwasanya mereka benar-benar beserta kamu?’ Rusak binasalah segala amal mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang merugi. (QS. 5:53)” (al-Maa-idah: 51-53)
Link : http://www.ibnukatsironline.com/2015/05/tafsir-surat-al-maidah-ayat-51-53_5.html
Itu sebabnya pada Al Quran (The Noble Quran) terbitan Kerajaan Arab Saudi: King Fahd Complex, For The Printing of The Holy Quran PO Box No 262, Madinah Munawarrah, K.S.A, 1426 H. arti AWLIYA adalah teman/pelindung/penolong (friends. protector, helpers) dan bukan pemimpin.