Mohon tunggu...
Biyanca Kenlim
Biyanca Kenlim Mohon Tunggu... Pekerja Mıgran Indonesia - Yo mung ngene iki

No matter how small it is, always wants to be useful to others. Simple woman but like no others. Wanita rumahan, tidak berpendidikan, hanya belajar dari teman, alam dan kebaikan Tuhan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perempuan Perempuan Penyeberang

3 Desember 2024   14:53 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:38 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Waode, macam mana pula kau,kita disini mau bersenang senang jangan menangis lah kau". Kata Putri yang asli dari tanah Batak ini.

"Ku kasih tahu kau ya dengarkan baik baik ucapanku ini, kalian juga ya!" ujarnya sambil menatap keempat teman lainya.

"Jika dunia semata kumpulan peta. Jarak hanyalah angka. Jika Wanita dijadikan obyek belaka. Hempaskan deritamu. Raihlah bahagiamu walau beda Benua!" ujar Putri berlagak seorang penyair handal.

 Memang diantara pertemanan mereka Putrilah yang paling aktif dan menghidupkan suasana. Perempuan cantik bermata indah ini supel dan smart.

"jadi ingat kita adalah perempuan perempuan tangguh yang bisa mandiri dan punya harga diri. Jika lelakimu tak mampu menghargai mu, tak mungkin dia akan me ratukanmu. Tapi lihatlah kalian mendapatkan perlakuan dua duanya di sini" Sambung Putri Panjang lebar.

"Dan satu lagi, kebencian tak akan membuat hati tenang maka lupakan masa lalu, kita layak Bahagia" Vita menimpali. 

Mereka saling berpelukan menguatkan satu sama lainya. 

"Bahagia kita yang ciptakan, ingat itu" Karin yang paling imut berbisik menambahkan.

Kapal Kembali merapat ke dermaga semula. Kemegahan masjid Camlica dengan enam Menara yang begitu anggun seakan menyambut wisatawan yang turun dari kapal. 

Di iringi suami masing masing dibelakang mereka, ke lima perempuan perempuan itu memasuki masjid untuk menunaikan sholat Ashar sebagai wujud rasa syukur dan penghambaan pada yang Maha Kuasa.

*gelin =pengantin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun