Shitsuke atau rajin berkaitan dengan kebiasaan karyawan yang harus dibina agar dapat menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik. Seperti, budaya antri, bersih, tepat waktu, tepat janji dan sebagainya harus dibina (Kristianto, 1995:61). Orang yang dapat memberikan kritik membangun dengan baik akan dapat melaksanakannya juga, karena mereka mempunyai komitmen terhadap:
1. Tempat Kerja Mereka memiliki komitmen terhadap pekerjaan mereka.Â
2. Produk Mereka memiliki komitmen untuk mempertahankan mutu produk yang dihasilkan oleh perusahaan.Â
3. Pelatihan Mereka memiliki komitmen untuk melatih bawahan mereka.Â
Berikut ini adalah tiga aspek penting dalam penerapan konsep shitsukeÂ
1. Sanksi Sanksi diberikan kepada seluruh anggota perusahaan, jika melanggar atau tidak mematuhi peraturan yang terdapat di dalam 5 S.Â
2. PDCA (plan, do, check, action)Â
   Langkah pertama dari kaizen adalah menerapkan siklus PDCA (plan, do, check, action) sebagian sarana yang menjamin terlaksananya |      Â
   kesinambungan dari kaizen guna mewujudkan kebijakan untuk memelihara dan memperbaiki atau meningkatkan standar. Siklus ini merupakan   Â
   konsep yang terpenting dari proses kaizen (Imai, 1998 : 4). Rencana (plan) berkaitan dengan penetapan target untuk perbaikan , karena kaizen
   adalah cara hidup, maka harus selalu ada perbaikan untuk semua bidang, dan perumusan rencana guna mencapai target tersebut. Periksa (check)
   merujuk pada penetapan apakah penerapan tersebut berada pada jalur yang sesuai rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan.
   Tindak (action) berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari terjadinya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran
   baru bagi perbaikan berikutnya (Imai, 1998 : 5).Â
3. Penghargaan Penghargaan diberikan anggota perusahaan yang paling baik menerapkan 5S pada kegiatan produksi sehari-hari. Â
2.6 ProduktivitasÂ
    Produktivitas adalah perbandingan antara total output barang dibagi dengan input yang meliputi sumber daya seperti tenaga kerja dan modal (Haizer, et al, 2014). Usaha peningkatan produktivitas menjadi perhatian dari para manajer atau pimpinan organisasi, meskipun demikian pada dasarnya para manajer atau para pimpinan organisasi itu hanya merupakan penanggung jawab dan pelaksanaan usaha peningkatan produktivitas. Gagasan dan kebijakan serta tanggung jawab akhir sebenarnya adalah terletak pada pimpinan puncak suatu organisasi. Faktor-faktor penentu keberhasilan peningkatan produktivitas menurut Siagian, (2014) yaitu diantaranya:Â