Mohon tunggu...
Bilqis RifaA
Bilqis RifaA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

bilqis rifa adilah, lahir di banyuwangi pada tanggal 23 januari 200, adalah seorang gadis yang penuh dengan semangatdan keingintahuan. bertempat tinggal di kalibaru,banyuwangi. ia kiniberstatus sebagai mahasiswa program studi manajemen pendidikan islam di UIN Khas jember. dengan hobi streaming, bilqis selalu mengikuti perkembangan terkini dalam dunia digital dan menikmati berbagai konten hiburan.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengaruh Teknologi dalam Mendukung Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Guru dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di MA Darus Sholah Jember

30 September 2024   16:57 Diperbarui: 30 September 2024   17:01 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Kegiatan Bimbingan Bimtek Kompetensi Guru dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Abstrak 

Perkembangan teknologi informasi telah mendorong perubahan dalam sistem pendidikan, termasuk penerapan Kurikulum Merdeka di MA Darus Sholah Jember. Artikel ini membahas peran kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan teknologi untuk mendukung Kurikulum Merdeka, serta tantangan yang dihadapi dalam proses tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan Dokumentasi di MA Darus Sholah Jember. Data yang diperoleh dianalisis untuk memahami bagaimana teknologi diterapkan dalam konteks kepemimpinan pendidikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepala sekolah dan guru berhasil mengintegrasikan teknologi, seperti sistem absensi fingerprint dan ujian online, yang meningkatkan efisiensi dan interaktivitas dalam pembelajaran. Meskipun terdapat tantangan dalam penyesuaian kurikulum, pelatihan yang dilakukan sebelum tahun ajaran baru membantu guru memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan lebih baik.

Kata Kunci: Teknologi, Kepemimpinan, kepala sekolah, Guru, Kurikulum Merdeka.

Abstract

The development of information technology has driven changes in the education system, including the implementation of the Merdeka Curriculum at MA Darus Sholah Jember. This article discusses the role of the principal and teachers in implementing technology to support the Merdeka Curriculum, as well as the challenges faced in the process. This research uses a qualitative approach with data collection techniques through in-depth interviews, observation, and documentation at MA Darus Sholah Jember. The data obtained was analyzed to understand how technology is applied in the context of educational leadership. The results of this study show that principals and teachers successfully integrate technology, such as the fingerprint attendance system and online exams, which improve efficiency and interactivity in learning. Despite challenges in curriculum adjustment, training conducted before the new school year helped teachers understand and implement Merdeka Curriculum better.

Keywords: Technology, leadership, principal, teacher, independent curriculum.

 

 

PENDAHULUAN 

Dalam era digital saat ini, pendidikan menghadapi tantangan dan peluang baru yang dihadirkan oleh kemajuan teknologi. Di MA Darus Sholah Jember, implementasi Kurikulum Merdeka menjadi salah satu fokus utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, permasalahan yang muncul adalah bagaimana kepala sekolah dan guru dapat memanfaatkan teknologi secara efektif dalam proses pembelajaran untuk mendukung kurikulum baru ini. Tantangan ini mencakup keterbatasan dalam pelatihan teknologi, resistensi terhadap perubahan, serta kesulitan dalam integrasi teknologi ke dalam metode pengajaran yang sudah ada.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan wawasan yang mendalam mengenai peran teknologi dalam pendidikan dan kepemimpinan. Rencana pemecahan masalah ini melibatkan pelatihan berkelanjutan bagi kepala sekolah dan guru dalam penggunaan teknologi, pengembangan infrastruktur yang memadai, serta kolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Dengan pendekatan yang sistematis, diharapkan teknologi dapat diintegrasikan secara optimal dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan efektivitas pengajaran dan pembelajaran di MA Darus Sholah.

Rumusan tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi peran teknologi dalam kepemimpinan kepala sekolah dan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di MA Darus Sholah Jember. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan yang dihadapi, strategi yang diterapkan, serta dampak penggunaan teknologi terhadap kualitas pembelajaran dan keterlibatan siswa.

Rangkuman kajian teoritik yang berkaitan dengan masalah ini mencakup teori kepemimpinan transformasional yang menekankan pentingnya inovasi dan motivasi dalam pendidikan, serta teori konstruktivisme yang menunjukkan bagaimana teknologi dapat mendukung pengalaman belajar yang interaktif. Selain itu, kajian tentang penggunaan teknologi dalam pendidikan menunjukkan bahwa integrasi teknologi dapat meningkatkan motivasi siswa dan hasil belajar ( Hwang & Chang, 2021).

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat meningkatkan keterlibatan siswa dan efektivitas pembelajaran. Menurut penelitian oleh Alharbi (2021), integrasi teknologi dalam proses belajar mengajar dapat meningkatkan motivasi siswa dan hasil akademik. Di MA Darus Sholah, teknologi seperti platform pembelajaran online dan aplikasi manajemen kelas telah diterapkan untuk mendukung pembelajaran yang lebih interaktif.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menekankan pentingnya penggunaan teknologi dalam pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas. Hal ini menjadi dasar hukum bagi lembaga pendidikan untuk mengintegrasikan teknologi dalam kurikulum mereka (Depdiknas, 2003). Selain itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah juga mendukung penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

Pendidikan di pesantren, termasuk MA Darus Sholah, tidak hanya berfokus pada aspek akademis tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai religius. Menurut M. N. Quraish Shihab (2021), teknologi dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran agama yang lebih interaktif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Dari perspektif psikologis, teknologi dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. Menurut Mayer (2021), penggunaan media digital dalam pembelajaran dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menyenangkan dan mengurangi rasa bosan, sehingga siswa lebih terlibat dalam proses belajar.

METODE

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Rancangan ini dipilih untuk mengeksplorasi secara mendalam peran kepala sekolah dan guru dalam pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran di pesantren, serta tantangan yang dihadapi dalam implementasi kurikulum Merdeka. Melalui pendekatan ini, peneliti dapat memahami konteks sosial dan budaya yang mempengaruhi penggunaan teknologi di lingkungan pendidikan.

Populasi dan Sampel (Sasaran Penelitian)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pesantren yang telah menerapkan teknologi dalam proses pembelajaran. Sampel diambil secara purposive dari beberapa pesantren yang dianggap representatif, dengan kriteria tertentu, seperti tingkat penggunaan teknologi dan pengalaman dalam menerapkan kurikulum Merdeka. Sasaran penelitian terdiri dari kepala sekolah, guru, dan siswa yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran menggunakan teknologi.

Teknik Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen

Wawancara Mendalam: Wawancara semi-terstruktur dilakukan dengan kepala sekolah dan guru untuk menggali pandangan, pengalaman, dan tantangan yang mereka hadapi dalam penggunaan teknologi. Pertanyaan wawancara dikembangkan berdasarkan kajian literatur dan tujuan penelitian.

Observasi: Observasi langsung dilakukan di kelas untuk melihat penerapan teknologi dalam pembelajaran. Peneliti mencatat interaksi antara guru dan siswa serta penggunaan alat teknologi yang ada.

Dokumentasi: Pengumpulan dokumen terkait, seperti kebijakan penggunaan teknologi, materi pelatihan, dan laporan kegiatan, untuk mendukung data yang diperoleh dari wawancara dan observasi.

Teknik Analisa Data

Transkripsi: Wawancara yang dilakukan ditranskripsikan untuk memudahkan analisis.

Pengkodean: Data yang telah ditranskripsi dikodekan untuk mengidentifikasi tema-tema utama yang muncul.

Identifikasi Tema: Tema-tema yang relevan diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan kesamaan dan perbedaan.

Interpretasi: Hasil analisis tema diinterpretasikan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai peran teknologi dalam pendidikan di pesantren dan tantangan yang dihadapi.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Implementasi Teknologi Dalam Pembelajaran 

Di MA Darus Sholah Jember, penggunaan teknologi telah menjadi bagian integral dari proses pembelajaran. Berbagai teknologi yang diterapkan, seperti sistem absensi fingerprint, ujian online, dan aplikasi game atau kuis, berkontribusi pada efisiensi administrasi dan peningkatan motivasi siswa dalam belajar.

Sistem absensi fingerprint merupakan inovasi yang mempermudah pencatatan kehadiran siswa. Dengan menggunakan teknologi ini, kehadiran siswa dapat dicatat secara otomatis dan akurat, mengurangi kemungkinan kesalahan dalam pencatatan manual. Menurut penelitian oleh Sari dan Prabowo (2019), penerapan sistem absensi berbasis teknologi dapat meningkatkan disiplin siswa dan mempermudah pengelolaan data kehadiran.

Ujian online di MA Darus Sholah Jember memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengikuti ujian dari lokasi yang mereka pilih, asalkan terhubung dengan internet. Metode ini tidak hanya efisien, tetapi juga memberikan fleksibilitas bagi siswa. Penelitian oleh Widiastuti dan Sari (2020) menunjukkan bahwa ujian online dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa dengan memberikan umpan balik yang lebih cepat dan memungkinkan siswa untuk belajar dari kesalahan mereka secara langsung.

Penggunaan aplikasi game atau kuis dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan interaksi dan motivasi siswa. Aplikasi ini membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan dan menarik, sehingga siswa lebih terlibat dalam materi pelajaran. Menurut penelitian oleh Rahmawati dan Hidayati (2021), gamifikasi dalam pendidikan dapat meningkatkan motivasi siswa dan memperbaiki hasil belajar. Dengan mengintegrasikan elemen permainan, siswa tidak hanya belajar, tetapi juga bersaing secara sehat, yang dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi.

Penggunaan teknologi di MA Darus Sholah Jember tidak hanya mempermudah proses administrasi, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan motivasi siswa dalam belajar. Dengan adanya sistem yang lebih interaktif dan menarik, siswa merasa lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar. Penelitian oleh Setiawan dan Lestari (2018) menunjukkan bahwa motivasi intrinsik siswa dapat meningkat ketika mereka terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan dan menantang, seperti yang ditawarkan oleh aplikasi game dan kuis.

Secara keseluruhan, penerapan teknologi di MA Darus Sholah Jember telah membawa dampak positif yang signifikan terhadap proses pembelajaran. Dengan sistem absensi fingerprint, ujian online, dan aplikasi game atau kuis, sekolah tidak hanya meningkatkan efisiensi administrasi, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih menarik dan interaktif bagi siswa. Hal ini sejalan dengan temuan dari berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa teknologi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Tantangan dalam Penerapan Kurikulum Merdeka

Hasil penelitan menunjukkan meskipun penerapan teknologi dan Kurikulum Merdeka di MA Darus Sholah Jember memberikan banyak manfaat, penelitian menunjukkan bahwa guru menghadapi beberapa tantangan signifikan dalam proses adaptasi ini. Salah satu tantangan utama adalah kesulitan dalam penyesuaian materi dan pembuatan jadwal pelajaran yang sesuai dengan kurikulum baru.

Perubahan kurikulum sering kali memerlukan penyesuaian materi pembelajaran yang mendalam. Guru harus meninjau kembali silabus dan materi yang ada untuk memastikan bahwa mereka sesuai dengan prinsip-prinsip Kurikulum Merdeka yang lebih fleksibel dan berbasis pada kebutuhan siswa. Menurut Sari (2022), penyesuaian ini tidak hanya memerlukan waktu, tetapi juga keterampilan dalam merancang materi yang relevan dan menarik bagi siswa. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru yang mungkin belum terbiasa dengan pendekatan pembelajaran yang lebih terbuka dan berbasis proyek.

Pembuatan jadwal pelajaran yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka juga menjadi tantangan. Kurikulum ini mendorong pembelajaran yang lebih terintegrasi dan interdisipliner, yang berarti bahwa guru harus merencanakan waktu dengan lebih fleksibel. Penelitian oleh Prabowo dan Lestari (2021) menunjukkan bahwa banyak guru mengalami kesulitan dalam menyusun jadwal yang memungkinkan kolaborasi antar mata pelajaran dan pengaturan waktu yang efisien untuk kegiatan proyek. Hal ini sering kali menyebabkan kebingungan dan ketidakpastian di kalangan siswa mengenai waktu dan tempat pembelajaran.

Keterbatasan sumber daya juga menjadi faktor yang mempengaruhi kemampuan guru untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Banyak sekolah, termasuk MA Darus Sholah Jember, mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap bahan ajar yang sesuai dengan kurikulum baru. Menurut penelitian oleh Hidayati (2020), kurangnya sumber daya seperti buku, perangkat lunak, dan pelatihan untuk guru dapat menghambat implementasi kurikulum yang efektif. Guru perlu dukungan yang lebih besar dari pihak sekolah dan pemerintah untuk mendapatkan akses ke sumber daya yang diperlukan.

Pelatihan yang memadai bagi guru juga merupakan tantangan penting. Meskipun pelatihan telah dilakukan, banyak guru merasa bahwa mereka masih memerlukan lebih banyak dukungan dan bimbingan dalam menerapkan Kurikulum Merdeka. Penelitian oleh Setiawan (2019) menunjukkan bahwa pengembangan profesional yang berkelanjutan sangat penting untuk membantu guru beradaptasi dengan perubahan kurikulum. Tanpa pelatihan yang cukup, guru mungkin merasa tidak percaya diri dalam menerapkan metode pengajaran baru yang diperlukan oleh Kurikulum Merdeka.

Akhirnya, respon siswa terhadap perubahan kurikulum juga menjadi tantangan. Beberapa siswa mungkin merasa kesulitan beradaptasi dengan metode pembelajaran yang baru dan lebih mandiri. Penelitian oleh Widiastuti (2021) menunjukkan bahwa siswa yang terbiasa dengan metode pembelajaran tradisional mungkin mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan pendekatan yang lebih aktif dan partisipatif. Hal ini dapat mempengaruhi motivasi dan keterlibatan mereka dalam proses belajar.

 Meskipun Kurikulum Merdeka menawarkan banyak potensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tantangan dalam penyesuaian materi, pembuatan jadwal pelajaran, keterbatasan sumber daya, pelatihan guru, dan respon siswa perlu diatasi. Dukungan yang lebih besar dari pihak sekolah dan pemerintah sangat penting untuk memastikan bahwa guru dapat beradaptasi dengan perubahan ini secara efektif.

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Teknologi

Kepala sekolah di MA Darus Sholah Jember memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan dan implementasi teknologi di lingkungan sekolah. Dalam konteks ini, kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan terkait penggunaan teknologi, tetapi juga aktif dalam memberikan pelatihan kepada guru dan staf. Hal ini menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan teknologi dalam pembelajaran, yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Salah satu aspek penting dari peran kepala sekolah adalah kemampuan mereka untuk memfasilitasi pelatihan yang diperlukan bagi guru. Dengan mengikuti pelatihan Kurikulum Merdeka dan mengundang pemateri untuk memberikan pelatihan di sekolah, kepala sekolah memastikan bahwa semua guru memiliki pemahaman yang baik tentang kurikulum baru dan cara mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kuat dalam pengelolaan teknologi dapat meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah (Rahman, 2020).

Selain itu, kepala sekolah juga bertanggung jawab untuk mengelola penggunaan teknologi di dalam kelas. Mereka harus memastikan bahwa teknologi yang diterapkan, seperti absensi fingerprint dan ujian online, digunakan secara efektif dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Dalam hal ini, kepala sekolah berperan sebagai penghubung antara guru, siswa, dan teknologi, sehingga semua pihak dapat berkolaborasi untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik.

Tantangan yang dihadapi dalam penerapan teknologi juga menjadi perhatian kepala sekolah. Misalnya, penyalahgunaan teknologi oleh siswa dapat mengganggu proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu menetapkan aturan yang jelas dan memberikan sanksi bagi siswa yang melanggar, seperti menyita handphone mereka. Ini menunjukkan bahwa kepala sekolah tidak hanya fokus pada penerapan teknologi, tetapi juga pada pengelolaan disiplin di sekolah.

Dalam konteks pendidikan di Indonesia, pentingnya peran kepala sekolah dalam pengelolaan teknologi juga didukung oleh berbagai penelitian. Misalnya, penelitian oleh Supriyadi (2019) menunjukkan bahwa kepala sekolah yang proaktif dalam penggunaan teknologi dapat menciptakan budaya sekolah yang inovatif dan responsif terhadap perubahan. Selain itu, penelitian oleh Sari (2021) menekankan bahwa dukungan kepala sekolah dalam pelatihan teknologi bagi guru dapat meningkatkan motivasi dan keterampilan mengajar mereka.

Kepala sekolah di MA Darus Sholah Jember memainkan peran kunci dalam mengelola dan mengimplementasikan teknologi dalam pembelajaran. Dengan memberikan pelatihan, menetapkan kebijakan yang jelas, dan mengatasi tantangan yang muncul, kepala sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Pengaruh Teknologi terhadap Siswa

Siswa di MA Darus Sholah Jember menunjukkan respons yang sangat positif terhadap penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran. Hasil wawancara dengan siswa mengungkapkan bahwa mereka merasa lebih termotivasi dan terlibat ketika teknologi digunakan dalam kelas. Penggunaan alat-alat teknologi, seperti perangkat lunak pembelajaran interaktif, kuis online, dan platform pembelajaran digital, telah membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan dinamis. Siswa merasa bahwa teknologi membantu mereka memahami materi dengan lebih baik dan memberikan akses yang lebih luas terhadap sumber belajar.

Namun, di balik manfaat tersebut, terdapat kekhawatiran mengenai penyalahgunaan teknologi, terutama terkait dengan penggunaan handphone di luar konteks pembelajaran. Siswa sering kali tergoda untuk menggunakan handphone mereka untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan pembelajaran, seperti bermain game atau mengakses media sosial. Hal ini dapat mengganggu konsentrasi dan fokus mereka dalam belajar. Untuk mengatasi masalah ini, sekolah telah menerapkan aturan ketat mengenai penggunaan handphone. Siswa yang tidak tinggal di pesantren diwajibkan untuk mengikuti aturan tertentu, sementara bagi siswa yang tinggal di pesantren, penggunaan handphone hanya diizinkan di lingkungan sekolah dengan pengawasan yang ketat.

Penerapan aturan ini sejalan dengan temuan oleh Nugroho (2021), yang menekankan pentingnya pengawasan dalam penggunaan teknologi di sekolah. Nugroho menyatakan bahwa pengawasan yang baik dapat membantu mencegah penyalahgunaan teknologi dan memastikan bahwa teknologi digunakan secara efektif untuk mendukung pembelajaran. Selain itu, penelitian oleh Widiastuti (2020) juga menunjukkan bahwa pengawasan yang ketat terhadap penggunaan teknologi dapat meningkatkan disiplin siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif.

Lebih lanjut, penelitian oleh Prasetyo (2019) menyoroti bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran berbasis teknologi dapat meningkatkan motivasi mereka, tetapi juga memerlukan pengelolaan yang baik untuk mencegah potensi penyalahgunaan. Dalam konteks ini, kepala sekolah dan guru di MA Darus Sholah Jember berperan penting dalam menciptakan kebijakan yang seimbang antara memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran dan menjaga disiplin siswa.

Secara keseluruhan, meskipun siswa di MA Darus Sholah Jember merespons positif terhadap penggunaan teknologi dalam pembelajaran, penting bagi sekolah untuk terus mengawasi dan mengelola penggunaan teknologi tersebut agar tetap dalam konteks yang mendukung proses belajar. Dengan pendekatan yang tepat, sekolah dapat memaksimalkan manfaat teknologi sambil meminimalkan risiko penyalahgunaannya.

Gambar

Gambar tersebut merupakan salah satu hasil dokumentasi penelitian, guna menunjukkan sebuah kegiatan bimbingan teknis (bimtek) tentang implementasi kurikulum merdeka di Madrasah.  Acara ini dihadiri oleh para guru dan kiai.

Peran Teknologi dalam Kepemimpinan Kiai dan Guru, Penyampaian Materi dalam gambar tersebut menunjukkan seorang pembicara yang sedang menyampaikan materi tentang implementasi kurikulum merdeka.  Kemungkinan besar, materi ini disampaikan dengan bantuan teknologi seperti presentasi slide atau video. Para peserta bimtek dapat mengakses informasi dan sumber belajar yang relevan dengan kurikulum merdeka melalui perangkat elektronik seperti laptop atau smartphone.

Komunikasi dan Kolaborasi, Teknologi dapat memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara kiai, guru, dan peserta bimtek. Misalnya, melalui platform online, mereka dapat berdiskusi, berbagi sumber belajar, dan mendapatkan dukungan satu sama lain.

Evaluasi dan Pemantauan,  Teknologi dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas implementasi kurikulum merdeka dan memantau kemajuan para guru dalam mengimplementasikannya.

Foto ini menggambarkan bagaimana teknologi memainkan peran penting dalam mendukung kepemimpinan kiai dan guru dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka. Teknologi membantu dalam penyampaian materi, akses informasi, komunikasi, dan evaluasi.

SIMPULAN

Kesimpulan menyeluruh mengenai peran teknologi dalam mengimplementasikan pembelajaran Kurikulum Merdeka di MA Darus Sholah adalah Teknologi memainkan peran yang sangat penting dalam mendukung dan meningkatkan proses pembelajaran di MA Darus Sholah. Dengan pengelolaan yang baik oleh kepala sekolah dan guru, teknologi tidak hanya digunakan untuk meningkatkan efisiensi pembelajaran, tetapi juga untuk menciptakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan interaktif. Pelatihan yang diadakan oleh pemerintah membantu para pendidik memahami dan menerapkan Kurikulum Merdeka secara efektif.

Selain itu, teknologi memfasilitasi komunikasi dan kolaborasi antara semua pihak di lingkungan sekolah, yang memperkuat manajemen dan kepemimpinan. Meskipun ada tantangan seperti potensi penyalahgunaan teknologi, MA Darus Sholah menerapkan pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara positif.

Penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi memiliki peran yang krusial dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di MA Darus Sholah. Penggunaan teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar siswa melalui metode yang lebih interaktif dan menarik. Kepala sekolah dan guru berperan aktif dalam mengelola dan memanfaatkan teknologi, serta mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah untuk memahami kurikulum baru.

Komunikasi yang lebih baik antara kepala sekolah, guru, dan siswa difasilitasi oleh teknologi, yang memperkuat manajemen dan kepemimpinan di pesantren. Meskipun terdapat tantangan, seperti potensi penyalahgunaan teknologi, langkah-langkah pengawasan yang ketat diterapkan untuk memastikan penggunaan teknologi yang positif.

Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan pemanfaatan teknologi yang bijak, MA Darus Sholah dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di era digital, sejalan dengan tujuan Kurikulum Merdeka. Implementasi yang efektif dari teknologi dalam pendidikan di pesantren ini menjadi model yang dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun