Mohon tunggu...
Berliana Putri
Berliana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Administrasi Publik di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Hobi saya adalah menulis. Saya sangat senang dengan hal-hal yang membuat saya berfikir tentang apa yang terjadi di dunia ini. Saya sangat suka konten-konten yang mengedukasi seseorang sehingga mendapatkan ilmu-ilmu baru yang bermanfaat bagi kehidupan. Saya juga senang berinteraksi dengan orang-orang hebat yang mau membagi kisah dan pengalaman hebatnya sehingga kami dapat bertukar pendapat dan dapat terbuka dalam berfikir sebab banyaknya kemungkinan kemungkinan yang terjadi disetiap kegiatan yang kita lakukan. Saya berharap saya dapat menjadi insan yang bijak dalam menjalankan hidup saya dan pastinya tidak pernah lupa akan beribadah kepada Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan saya menjadi manusia yang semoga dapat berbudi luhur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Difusi Inovasi Pelayanan Publik Sipraja di Desa Urangagung, Kabupaten Sidoarjo

18 Desember 2022   22:05 Diperbarui: 18 Desember 2022   22:16 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Abstrak

 Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan difusi inovasi layanan “SIPRAJA” di Kelurahan Urangagung dan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah terkait pengoperasian SIPRAJA di masyarakat Urangagung. Selain itu terkait dengan caranya berkali-kali petugas dalam memberikan sosialisasi tentang layanan “SIPRAJA”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penentuan informan dengan purposive sampling dan accidental teknik sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah data reduksi, penyajian data, interpretasi, dan kesimpulan hasil penelitian. Hasil penelitian ini diketahui bahwa dalam difusi layanan inovasi “SIPRAJA” berjalan kurang baik. Saluran komunikasi yang digunakan adalah saluran interpersonal dan media massa dan tahap proses keputusan inovasi yaitu tahap pengetahuan, tahap persuasi, tahap keputusan, tahap implementasi, dan tahap konfirmasi. Untuk faktor yang mempengaruhi difusi inovasi layanan “SIPRAJA” cukup faktor individu mempengaruhi difusi inovasi layanan “SIPRAJA”, faktor budaya seperti malasnya masyarakat untuk belajar mengoperasikan layanan elektronik “SIPRAJA” secara mandiri.  Sumber informasi terpercaya berasal dari sosialisasi petugas, Kelurahan Urangagung, banner, dan media massa (instagram). Ditemukan faktor lain yang mempengaruhi tersebut seperti faktor lingkungan.

Kata kunci: Pelayanan Publik, Difusi Inovasi, SIPRAJA

I. PENDAHULUAN

Pada akir tahun 2019, dunia mengalami krisis kesehatan akibat munculnya virus Covid-19 yang berasal dari Wuhan, China. Mulai maret 2020, kasus Covid-19 juga mulai bermunculan di Indonesia dan terus bertambah. Karena kasus yang kian meningkat dan hampir tak terkendali, hampir semua kegiatan terhenti dan mulai dilaksanakan secara online atau dilakukan jarak jauh. Termasuk dalam pelayanan publik, untuk menghindari penularan virus, pelaksanaannya pun dialihkan menjadi jarak jauh, kecuali pelayanan yang harus dilakukan secara langsung. Dalam sekejap hampir segala kegiatan dilaksanakan dengan pemanfaatan teknologi informasi. Secara tidak langsung, keadaan ini semakin mendukung atau lebih tepatnya mendorong pelaksanaan pelayanan publik secara digital di Indonesia. Akibat yang ditimbulkan pandemik ini menjadikan tantangan dalam tata kelola pemerintahan, karena pemerintah memikirkan bagaimana mempertimbangkan masalah sosial dan politik diwaktu yang bersamaan dikarenakan fenomena yang ditimbulkan. Pendekatan ilmiah yang rasional seperti sosio-demografis tidak cukup untuk mengelola pandemi, maka diperlukan ilmu pengetahuan sosio-politik untuk membantu dalam pengembangan kebijakan (Martínez et al, 2021). 

Pandemi Covid-19 menguji dan meningkatkan penggunaan teknologi informasi dalam pelaksanaan pelayanan publik atau implementasi e-government. Seperti yang dijelaskan Shiyo (dalam Mustafa et al, 2021) bahwa pengembangan dari sistem e-government itu menghasilkan dan membantu menyebarkan informasi serta perkuat eksistensi. Hal ini dimaksud yang berarti dengan sistem e-government akan membantu pelaksanaan pelayanan publik menjadi lebih efektif, dan juga meningkatkan eksistensi pemerintahan dalam pengimplementasiannya. Hidup dengan cara yang serba digital, mampu mendorong kehidupan masyarakat menuju perubahan yang terus menuntut agar kebutuhannya dapat dijawab dengan cara yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan perkembangan yang ada. Dengan begitu, memanfaatkan bidang informasi dan teknologi untuk memudahkan kegiatan pelayanan publik dan membuatnya menjadi lebih efektif dan juga efisien. Salah satu bentuknya yaitu pelayanan pemerintah daerah dalam pembuatan surat menyurat atas suatu kepentingan. Pada kenyataannya dalam proses Pembuatan surat menyurat, salah satunya adalah surat pengantar membutuhkan waktu yang sangat lama pada hal jika dilihat secara kuantitatif produk yang diberikan hanya berupa selembar kertas saja. 

Dalam hal ini pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan harus lebih inovatif agar pelayannya bisa berjalan efektif & efisien . Dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik pasal 1, bahwa penyelenggaraan sistem elektronik adalah setiap orang, penyelenggara negara, badan usaha, dan masyarakat yang menyediakan, mengelola, dan/atau mengoperasikan sistem elektronik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama kepada pengguna sistem elektronik untuk keperluan dirinya dan/atau keperluan pihak lain.  

Oleh sebab itu, berdasarkan SE Bupati nomor 180/SE/9090/438.1.1.1/2019 tentang penggunaan aplikasi SIPRAJA (Sistem pelayanan rakyat sidoarjo) di seluruh kecamatan, desa atau kelurahan dan Surat Edaran Wakil Bupati Sidoarjo nomor 44.3.33.200/438.5.2/2020 tanggal 16 Maret 2020 hal kewaspadaan terhadap virus Corona (COVID-19) Edaran II, maka untuk menghentikan penyebaran virus corona di Sidoarjo dan dalam upaya mewujudkan sebuah inovasi pelayanan publik melalui program unggulannya yaitu SIPRAJA.

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada tahun 2020 sudah menggalakkan dan memberikan sosialisasi bagi Masyarakat Kabupaten Sidoarjo untuk menggunakan SIPRAJA. Sipraja merupakan inovasi pelayanan publik di Kabupaten Sidoarjo, Sipraja kepanjangan dari Sistem Pelayanan Rakyat Sidoarjo. Dengan menggunakan aplikasi ini lewat Android, masyarakat Kabupaten Sidoarjo bisa mengurus 16 jenis pelayanan yang diperlukan, mulai tingkat desa/kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten.

Program ini merupakan wujud nyata pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam implementasi optimalisasi pemerataan pemanfaatan teknologi dan mengurangi pelayanan tatap muka pelaksanaan pelayanan publik di desa atau kelurahan dan kecamatan. Terciptanya program pelayanan SIPRAJA diharapakan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan pelayan, khususnya pelayanan yang telah dilimpahkan bupati kepada camat. Contohnya saja pada Kelurahan Urangagung. Inovasi pelayanan SIPRAJA ini sangat membantu dalam hal pelayanan publik.

Ada 3 tipe surat di SIPRAJA untuk memfasilitasi pengajuan surat dan dokumen. Tipe A terdiri dari surat Surat Keterangan Kelahiran, Surat Keterangan Kematian, Surat Keterangan Tidak Mampu, Surat Keterangan Biodata Penduduk, Surat Keterangan Desa Umum, dan Surat Keterangan Domisili Usaha & Tipe B terdiri dari Surat Pengantar KK dan KTP dari Desa, Surat Keterangan Pindah, Surat Keterangan Umum Kecamatan, dan Surat Keterangan Tidak Mampu Kecamatan. Terakhir, Tipe C terdiri dari Izin Mendirikan Bangunan, Kartu Pencari Kerja (AK-I), Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK), dan Tanda Daftar Perusahaan Usaha Mikro. 

Supaya pelayanan SIPRAJA dapat berjalan dengan lancar, perlu adanya usaha untuk meraih keberhasilan pelayanan. Adanya sosialisasi dan pelatihan bisa menjadi salah satu cara untuk meraih keberhasilan pelayanan. Inovasi pelayanan SIPRAJA di Kelurahan Urangagung diharapkan mampu dijalankan oleh masyarakat Sidoarjo. 

Dari latar belakang yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai proses difusi inovasi pelayanan publik pada inovasi pelayanan “SIPRAJA” di Kelurahan Urangung. Ada pun alasan memilih tema penelitian ini dikarenakan pelayanan ini merupakan salah satu bentuk inovasi pelayanan yang berada di Kantor Kelurahan Urangagung sebagai salah satu inovasi yang bertujuan dalam efektivitas pelayanan publik. Namun ternyata terdapat temuan bahwa sosialisasi dalam proses difusi inovasi pelayanan “SIPRAJA” dinilai masih belum maksimal karena banyak dari masyarakat Urangagung masih belum mengerti bagaimana cara menjalankan SIPRAJA. Selain itu, peneliti saat melakukan survei menemukan kesulitan dari pihak Kelurahan Urangung dalam memberikan informasi terkait penggunaan layanan “SIPRAJA” karena masih banyaknya masyarakat yang enggan untuk belajar mengoperasikan inovasi pelayanan ini. Hal ini dapat dinilai berkaitan dengan bagaimana penyebaran dari inovasi pelayanan “SIPRAJA” yang kembangkan oleh Bagian Pemerintahan dan Bagian Organisasi Setda Kabupaten Sidoarjo.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses difusi inovasi pelayanan “SIPRAJA” dan faktor-faktor yang memengaruhi difusi inovasi pada pelayanan “SIPRAJA”. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada Kantor Kelurahan Urangagung terkait saran yang diberikan guna sebagai upaya untuk perbaikan bagi pelayanan “SIPRAJA”. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak lain mengenai proses difusi inovasi pelayanan “SIPRAJA” dan faktor-faktor yang memengaruhi difusi inovasi pelayanan “SIPRAJA”.

II. METODE PENELITIAN

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling dan accidental sampling. Penelitian ini menggunakan pihak informan yang terlibat seperti staf kelurahan Urangagung yang terlibat pelayanan “SIPRAJA”. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer (hasil wawancara) dan data sekunder (data pendukung yang diperolah dari Kantor Keluruhan Urangagung, observasi, dan data dokumentasi). Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.A

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

 Difusi inovasi merupakan proses sosial dalam mengkomunikasikan informasi mengenai ide-ide baru yang awalnya dipandang secara subjektif, namun perlahan-lahan mulai dikembangkan melalui proses konstruksi sosial sehingga dapat dipandang secara objektif. Difusi inovasi kali ini akan memberikan kita pemahaman mengenai pentingnya komunikasi interpersonal dalam memperkenalkan gagasan mengenai sebuah opini yang kemudian menjadi suatu hal penting bagi para peneliti efek media. 

        Difusi Inovasi Everett M. Rogers (2003:4-5) mendefinisikan difusi merupakan proses penyampaian inovasi melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu kepada anggota sistem sosial. Rogers menyampaikan bahwa difusi merupakan salah satu jenis komunikasi khusus yang mana berkaitan dengan gagasan baru. Dari apa yang disampaikan oleh Rogers tersebut, bahwa difusi selalu berkaitan dengan inovasi atau gagasan kebaruan. Dari sana diperoleh bahwa konsep difusi inovasi adalah sebuah jenis komunikasi dalam menyampaikan sesuatu gagasan ide baru melalui saluran komunikasi tertentu dalam suatu rentang waktu kepada anggota sistem sosial tertentu. Dalam difusi inovasi terdapat beberapa elemen penting di dalamnya, yaitu: inovasi, saluran komunikasi, jangka waktu dan sistem sosial. 

Saluran Komunikasi 

Dalam difusi inovasi, saluran komunikasi merupakan salah satu elemen yang penting. Rogers (2003:16) menyebutkan bahwa saluran komunikasi merupakan sarana yang memungkinkan pesan berpindah dari satu individu ke individu lain. Rogers juga menjabarkan bahwa kategori saluran komunikasi yaitu saluran interpersonal dan saluran media massa. Saluran interpersonal merupakan bentuk sarana komunikasi yang melibatkan adanya tatap muka antara dua orang atau lebih. Sementara itu, saluran media massa adalah sarana untuk menyebarkan pesan yang melibatkan media massa, seperti radio, televisi, surat kabar, dan sebagainya, yang memungkinkan satu sumber atau beberapa individu menjangkau audiens banyak orang. 

Tahapan Proses Keputusan Inovasi 

Dalam difusi inovasi, tahap proses keputusan inovasi merupakan salah satu hal yang penting. Tahapan ini lebih berkaitan dengan sikap pengguna terhadap inovasi. Rogers (2003:158) menjelaskan tahapan dalam proses keputusan inovasi merupakan proses di mana individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) beralih dari pengetahuan pertama tentang inovasi ke pembentukan sikap terhadap inovasi, hingga keputusan untuk mengadopsi atau menolak, hingga penerapan gagasan baru, dan konfirmasi keputusan ini. Adapun tahapan-tahapan tersebut yaitu: 

1. Tahap pengetahuan 

merupakan tahap pertama dalam proses keputusan inovasi. Rogers dalam Setijaningrum (2016:8) memaparkan dalam tahapan ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak, maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat. Pada tahap ini terdapat 3 pengetahuan yaitu pengetahuan kesadaran, pengetahuan teknis, dan pengetahuan prinsip.

2. Tahap persuasi

merupakan tahap individu mulai tertarik pada inovasi dan aktif mencari informasi atau detail mengenai inovasi. Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Erna Setijaningrum (2016:8-9) menjabarkan inovasi yang dimaksud adalah berkaitan dengan karakter inovasi seperti: kelebihan inovasi, tingkat keserasian, kompleksitas, dapat dicoba dan dapat dilihat.

3. Tahap Keputusan

Tahap keputusan menurut Setijaningrum (2016:9) merupakan tahap dimana individu mengambil konsep inovasi dan menimbang keuntungan / kerugian dari menggunakan inovasi dan memutuskan apakah akan mengadopsi atau menolak inovasi.

4. Tahap pelaksanaan 

menurut Setijaningrum (2016:9) merupakan tahap menjadikan individu untuk merasakan langsung inovasi yang berbeda-beda tergantung pada situasi. Selama tahap ini individu menentukan kegunaan dari inovasi dan dapat mencari informasi lebih lanjut tentang hal itu. 

5. Tahap konfirmasi 

menurut Setijaningrum (2016:9) merupakan tahap setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi. 

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Difusi Inovasi 

  Ahmed H Tolba dan Maha Mourad (2011:9) dalam penelitiannya menyampaikan bahwa terdapat 2 faktor penting yang dapat memengaruhi difusi inovasi, yaitu faktor individu dan faktor budaya. Faktor individu yang dimaksud yaitu bagaimana keterkaitan individu dalam perannya sebagai lead user (pengguna utama) dan opininion leaders (pemuka pendapat) dalam kaitannya untuk menerima atau mengadopsi suatu difusi inovasi. Faktor budaya dijelaskan terdapat dua hal yang memengaruhi difusi inovasi yaitu sikap individualisme dalam suatu inovasi dan sikap menghindari ketidakpastian dalam menerima inovasi. 

....

 

Difusi Inovasi Pelayanan “SIPRAJA” 

    Proses difusi inovasi pada pelayanan “SIPRAJA” dapat dilihat dari saluran komunikasi yang ada dan tauhapan proses keputusan inovasinya. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut:

 Saluran Komunikasi Pada Pelayanan “SIPRAJA” di Kelurahan Urangagung

    Dalam difusi inovasi pelayanan “SIPRAJA” saluran komunikasi yang digunakan yaitu saluran interpersonal dan juga saluran media massa. Saluran interpersonal yang ada dalam pelayananan “SIPRAJA” yaitu sosialisasi secara tatap muka pada ketua RT dan RW yang ada di Kelurahan Urangagung yang dilakukan petugas kepada masyarakat guna mengenalkan pelayanan “SIPRAJA”. Sosialisasi yang dilakukan petugas dalam mengenalkan atau menginformasikan pelayanan “SIPRAJA” kepada masyarakat dinilai masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan masih terdapatnya masyarakat yang belum bisa mengoperasikan aplikasi “SIPRAJA”.

    Sedangkan yang termasuk dalam kategori saluran komunikasi media massa pada pelayanan “SIPRAJA” yaitu video tata cara pengoperasian, pemasangan banner, dan sarana pemberitahuan ke masyarakat, khususnya wilayah pedesaan.

Tahapan Proses Keputusan Inovasi Pelayanan “SIPRAJA” 

    Tahapan keputusan inovasi pelayanan “SIPRAJA” yaitu proses dimana wajib pajak yang awalnya yaitu mengetahui pelayanan “Samsat on The Spot”, selanjutnya pembentukan sikap terhadap inovasi, hingga keputusan wajib pajak untuk mengadopsi inovasi pelayanan “Samsat on The Spot”, hingga wajib pajak menerapkan atau menggunakan pelayanan “Samsat on The Spot” dan kemudian memberikan konfirmasi terkait pelayanan “Samsat on The Spot”. Berikut merupakan tahapan proses keputusan inovasi pada pelayanan “Samsat on The Spot”: 

1. Tahap Pengetahuan 

    Tahap pengetahuan dalam pelayanan “SIPRAJA” yaitu merupakan pengajuan surat secara online yang mana beberapa masyarakat belum mengetahui atau belum memiliki informasi mengenai pelayanan “SIPRAJA”. Pada tahapan ini petugas sudah melakukan sosialisasi kepada ketua RT dan RW yang nantinya diharapkan untuk diteruskan ke masyarakat desa. Dan selain sosialisasi, penyebaran informasi juga berasal dari banner dan media massa. Pada pengetahuan teknis petugas masih harus memberitahu dan mengarahkan masyarakat dalam proses pengoperasian “SIPRAJA”, hanya sedikit masyarakat yang telah mengetahui teknis atau prosedur dalam pelayanan “SIPRAJA”. 

2. Tahap Persuasi 

    Tahap persuasi ini membahas mengenai kelebihan pelayanan, tingkat keserasian pelayana, kompleksitas pelayanan, uji coba pelayanan dan dapat diamatinya pelayanan “SIPRAJA”.

    Kelebihan pelayanan “SIPRAJA” adalah lebih ekonomis, menghemat waktu, akuntabilitas, transparan, tidak tersita waktu, tidak mengeluarkan biaya karena semua proses dapat dilakukan secara mandiri lewat online, mempermudah masyarakat dan sesuai dengan tujuan dari pelayanan “SIPRAJA” untuk memudahkan masyarakat dalam pengajuan surat. 

    Tingkat keserasian atau kesesuaian pelayanan “SIPRAJA” sudah sesuai kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan pelayanan pengajuan surat. Hal ini didasari karena tujuan dari pelayanan “SIPRAJA” tersebut yaitu melakukan inovasi teknologi dengan membuat pelayanan pengajuan surat secara online agar dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat yang sibuk atau tidak sempat ke Kantor Kelurahan untuk mengajukan surat yang dibutuhkan. 

        Kompleksitas atau kerumitan pada pelayanan “SIPRAJA” berkaitan dengan hambatan pada pelayanan “SIPRAJA”. Terjadi kendala apabila terkadang beberapa masyarakat lebih memilih datang langsung ke Kantor Kelurahan karena tidak bisa atau tidak mau mengoperasikan sendiri “SIPRAJA” sehingga petugas harus memproses pengajuan surat yang mana membutuhkan banyak waktu akhirnya terjadi antrian dan pelayanan akan menjadi lebih lama. Selain itu, kendala jaringan yang jarang terjadi juga dapat menghambat ketika pelayanan berlangsung. 

        Uji coba yang dilakukan petugas yang paling utama yaitu dilakukan trial dan error pada sistem dan hardware dari pelayanan “SIPRAJA” dan juga dilaksanakan uji coba pada awal dikenalkannya pelayanan “SIPRAJA” kepada masyarakat. 

        Kemudahan untuk diamati dalam pelayanan “SIPRAJA” adalah terkait dengan bagaimana pengamatan petugas dan masyarakat dalam mengamati proses pelayanan “SIPRAJA”. Pengamatan terhadap pelayanan “SIPRAJA” beberapa belum berjalan dengan bagus karena meskipun telah dijalankan sesuai dengan protapnya, kurangnya petugas Kelurahan dan banyak masyarakat yang tidak bisa menggunakan “SIPRAJA” sehingga proses pengamatan sedikit terhambat. 

3. Tahap Keputusan 

    Pada tahap keputusan yang berkaitan dengan reaksi masyarakat dalam keputusannya untuk menggunakan pelayanan “SIPRAJA” adalah sebagian negatif dan sebagian positif. Positifnya, bagus, baik, senang, nyaman, mudah, tidak perlu repot datang ke Kantor Kelurahan serta terbantu dengan adanya pelayanan “SIPRAJA”. Sedangkan negatifnya, terlalu rumit, dan terlalu banyak fitur. Masyarakat yang menyampaikan keuntungannya memutuskan untuk menggunakan pelayanan “SIPRAJA” adalah dengan alasan fleksibel, tepat waktu, efektif dan ekonomis karena tidak perlu membayar ke Kantor Kelurahan Urangagung, tidak antri, membantu masyarakat untuk bisa mengajukan surat tanpa meninggalkan lokasi pekerjaannya, tidak menggangu pekerjaan dan terjangkau. Sedangkan masyarakat yang menyampaikan hal negatifnya memutuskan untuk tidak menggunakan pelayanan “SIPRAJA” karena terlalu banyak fitur dan terlalu rumit sehingga banyak dari masyarakat tidak faham bagimana cara mengisi pengajuan surat. Selain itu, karena bergantung dengan jaringan dan kuota menyebabkan masyarakat enggan untuk menggunakannya karena terkadang terkendala pada jaringan atau kuota yang mana jika jaringannya jelek, proses pengajuan akan kembali memulai dari awal lagi.

4. Tahap Pelaksanaan

     Tahap pelaksanaan dalam pelayanan “Samsat on The Spot” adalah dengan terdapat atau tidaknya kegunaan atau manfaat setelah masyarakat menggunakan pelayanan “SIPRAJA. Diketahui bahwa manfaat atau kegunaan dalam pelayanan “SIPRAJA” adalah harapannya masyarakat dimudahkan dalam pelayanan pengajuan surat dan manfaat lebihnya masyarakat menjadi puas, tidak terpaut jarak dan waktu sehingga memudahkan masyarakat. Selain itu, pelayanan lebih dekat, tidak ramai, tidak lama, tidak antri, pencetakan surat yang cepat, serta tidak mengganggu kegiatan sehari-hari masyarakat. Untuk informasi lebih yang berkaitan dengan pelayanan “SIPRAJA”, ditemukan informasi bahwa beberapa masyarakat masih enggan utuk menggunakan “SIPRAJA” sendiri karena melihat rumitnya proses yang ada dan kurangnya pengetahuan dalam menjalankan sebuah teknologi, sehingga memilih untuk datang ke Kantor Kelurahan Urangagung dan menyerahkan semua proses pada Kantor Kelurahan Urangagung.

5. Tahap Konfirmasi 

Tahap konfirmasi dalam pelayanan “SIPRAJA” lebih berkaitan erat dengan evaluasi yang diberikan petugas Kantor Kelurahan terdahap pelayanan “SIPRAJA” yang telah di gunakan, terkait juga dengan kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat, dan ketertarikan masyarakat untuk menggunakan inovasi pelayanan “SIPRAJA” secara mandiri di masa mendatang. Evaluasi yang diberikan petugas mengenai pelayanan berupa kritik dan saran. Kepuasan yang dirasakan oleh masyarakat setelah menggunakan pelayanan “SIPRAJA” adalah rata-rata puas dengan catatan proses pengajuan surat  tersebut dilakukan sepenuhnya oleh petugas Kantor Kelurahan. Namun, jika masyarakat menjalankan “SIPRAJA” secara mandiri, rata-rata belum puas karena rumitnya proses yang dilakukan. Selain itu ketertarikan dalam menggunakan kembali pelayanan “SIPRAJA”, beberapa masyarakat mengatakan tertarik untuk menggunakan kembali. Namun beberapa yang lain mengatakan tidak tertari dan lebih memilih menyerahkan semua proses kepada petugas Kantor Kelurahan.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Defusi Inovasi Pelayanan “SIPRAJA”

Ada 2 faktor yang mempengaruhi yaitu :

- Faktor Individu

Beberapa individu dari masyarakat Kelurahan Urangagung memilih untuk tidak menggunakan “SIPRAJA” secara mandiri. Mereka lebih memilih untuk menyerahkan semua proses kepada petugas terlepas dari mereka sudah faham dengan pengoperasian “SIPRAJA” atau belum. Kurangnya petugas juga meyebabkan penyebaran informasi kurang optimal.

- Faktor Budaya

Beberapa dari masyarakat kurang berminat untuk belajar bagaimana cara menggunakan teknologi pada zaman sekarang khususnya dalam pelayanan publik yang mana sudah mulai menggunakan teknologi untuk efektivitas pelayanan. Masyarkat lebih memilih untuk melimpahkan semua proses kepada petugas Kantor Kelurahan Urangagung yang mana seharusnya proses tersebut dapat dilakukan secara mandiri sehingga petugas terkadang kewalahan karena harus bekerja 2 kali.

IV. KESIMPULAN

Difusi pelayanan “SIPRAJA” berjalan kurang baik ditinjau dalam saluran komunikasi dan tahapan proses keputusan inovasi. Dalam mengadopsi dan menerapkan pelayanan “SIPRAJA” di Kantor Kelurahan Urangagung cukup baik. Kekurangannya yaitu berkaitan dengan sosialisasi yang dilakukan oleh petugas Kantor Kelurahan belum maksimal karena belum menjangkau semua wilayah di Kelurahan Urangaung sehingga ditemukan banyak dari masyarakat belum mengetahui informasi dan cara pengoperasian “SIPRAJA”. Disis lain, beberapa masyarakat juga tidak begitu memahami bagimana cara mengoperasikan “SIPRAJA” sehingga mereka memilih untuk tetap datang ke Kantor Kelurahan Urangaung dan menyerahkan semua proses kepada petugas Kantor Kelurahan yang mana menyebabkan petugas terkadang kewalahan karena harus bekerja 2 kali.

Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi, terdapat 2 faktor yaitu faktor individu dan faktor budaya. Faktor individu berkaitan denan SDM rendah yang menyebabkan masyarakat sulit memahami cara mengoperasikan “SIPRAJA”. Kurangnya maksimalnya kerjasama antara petugas Kelurahan dan ketua RT dan RW menyebabkan kurang optimalnya sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat sehingga banyak masyarakat yang belum tahu tentang inovasi pelayanan “SIPRAJA”.

V. SARAN

Berdasarkan beberapa temuan data di lapangan, maka peneliti berusaha untuk memberikan saran yang bermanfaat sebagai berikut:

Disarankan kepada petugas pelayanan “SIPRAJA” harus lebih menginformasikan secara merata ke beberapa wilayah yang belum dilaksanakan sosialisasi dan pelaksanaan “SIPRAJA”.

Disarankan kepada ketua RT dan RW yang telah mendapatkan sosialisasi dari petugas pelayanan “SIPRAJA” untuk meneruskan informasi secara merata kepada masyarakat. Ketua RT dan RW dapat bekerjasama dengan pemuda Karang Taruna yang mana notabene SDM pemuda lebih memadai sehingga dapat membantu dalam proses sosialisasi.

Disarankan kepada Kantor Kelurahan Urangagung untuk menambah personil khususnya dalam pelayanan “SIPRAJA” agar kedepannya dapat membantu kelancaran proses pelayanan, proses penyebaran dan penginformasian terkait pelayanan “SIPRAJA”.

Disarankan kepada masyarakat supaya memiliki keinginan untuk belajar dan memahami teknologi saat ini khususnya dalam inovasi pelayanan “SIPRAJA”.

REFERENSI

2020. SIPRAJA - SISTEM PELAYANAN SIDOARJO. https://www.sidoarjokab.go.id/sipraja-sistem-pelayanan-sidoarjo.

Azizah N. n.d. “BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Difusi.” Repository Univ. Yudharta Pasuruan. Accessed December 11, 2022. https://repository.yudharta.ac.id/211/1/BAB%20I.pdf.

“DPMPTSP - PRINSIP-PRINSIP PELAYANAN PUBLIK.” 2019. DPMPT Kulon Progo. https://dpmpt.kulonprogokab.go.id/detil/509/prinsip-prinsip-pelayanan-publik.

Lestari, Puji A., Amelia Tasyah, Anada Syofira, Cintania A. Rahmayani, Rizka D. Cahyani, and Novita Tresiana. 2022. INOVASI PELAYANAN PUBLIK BERBASIS DIGITAL (E-GOVERNMENT) DI ERA PANDEMI COVID-19 18 (2). https://jia.stialanbandung.ac.id/index.php/jia/article/view/808.

Mardiyanti, Rahmalia I. 2017. “DEFUSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK SAMSAT MALANG.” DIFUSI INOVASI PELAYANAN PUBLIK (INOVASI PELAYANAN “SAMSAT ON THE SPOT” DI KANTOR BERSAMA SAMSAT KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG). https://repository.unair.ac.id/69948/3/JURNAL_Fis.AN.04%2018%20Mar%20d.pdf.

“PP No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem Dan Transaksi Elektronik [JDIH BPK RI].” n.d. Peraturan BPK. Accessed December 11, 2022. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5296/pp-no-82-tahun-2012.

Rogers, Everett M. 2003. Diffusion of Innovations Fifth Edition. New York, America: The Free Press. https://books.google.co.id/books?id=9U1K5LjUOwEC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false.

“SE BUPATI SIDOARJO Nomor : 130/4522/438.1.1.1/2020.” 2020. Pemkab Sidoarjo. https://www.sidoarjokab.go.id/uploads/2020/08/se-130.pdf.

Tolba, Ahmed H., and Maha Mourad. n.d. “Individual and Cultural Factors Affecting Diffusion of Innovation.” Accessed December 11, 2022. https://www.aabri.com/manuscripts/11806.pdf.

“UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik [JDIH BPK RI].” n.d. Peraturan BPK. Accessed December 11, 2022. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/38748/uu-no-25-tahun-2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun