Mohon tunggu...
Anjar Anastasia
Anjar Anastasia Mohon Tunggu... Penulis - ... karena menulis adalah berbagi hidup ...

saya perempuan dan senang menulis, menulis apa saja maka lebih senang disebut "penulis" daripada "novelis" berharap tulisan saya tetap boleh dinikmati masyarakat pembaca sepanjang masa FB/Youtube : Anjar Anastasia IG /Twitter : berajasenja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bolos

13 November 2021   10:12 Diperbarui: 13 November 2021   10:54 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Boleh saya duduk bersama kalian di sini? Kita ngobrol-ngobrol."

"Silahkan," jawab keempatnya nyaris bersamaan dengan takut-takut.

"Terima kasih." Pemuda tadi duduk di samping Fafa. Lalu dengan enaknya ia menghisap sigaretnya dalam-dalam. Tampang pemuda yang kini duduk di samping Fafa ini memang lumayanlah. Sepertinya juga termasuk anak orang berada. Terbukti dengan kunci mobil yang ia letakan begitu saja di meja. Perasaan khawatir dan takut sedikit hilang dari hati keempat sekawan itu setelah yakin gelagat pemuda itu tampaknya baik-baik saja.

"Kakak sekolah dimana?" tanya Fafa lagi.

"Saya? Ooo... enggak lagi," jawabnya enteng.

"Kenapa?" "Malas saja. Samalah dengan kalian. Kalian bolos juga karena malas kan? Pasti kalian ABG yang baru masuk SMA ya? Pengen nyoba-nyoba bolos gitu?" disudutkan begitu Resti cs diam saja.

"Lalau, apa kerja kakak sekarang?" kali ini Regi yang bertanya.

"Ya, begini saja. Duduk, nongkrong dan kenalan dengan anak-anak manis seperti kalian," jawabnya diiringi tawa lepasnya.

Sekonyong-konyong ada rasa takut menyelimuti Resti. Dia jadi ingat Mbak Tiani tentang remaja putri yang sering terjerumus ke lembah hitam, salah satunya karena pergaulan bebas. Resti jadi khawatir, jangan-jangan orang macam pemuda ini yang....

Dan Restipun berkeinginan untuk segera pulang. Apalagi dirasakan Fafa terus menggeserkan duduknya karena pemuda ceking itu terus pula mendesak fafa sambil sesekali mencoba memegang....

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun