"Belajar yang baik ya, Res. Mama kepingin kamu jadi anak yang benar. Jangan mau ikut diajak teman-temanmu berbuat yang enggak benar ya?" pesan mama Resti.
Seketika wajah Resti sedikit berubah. Hatinya gundah. Biarpun mamanya tidak tahu apa yang bakal ia rencanakan hari ini, tapi seolah-olah mamanya sudah tahu. Resti jadi agak gugup sendiri.
"Lho, kok malah diam? Sudah sana, nanti terlambat," kata mamanya mengingatkan.
"E, Iya.. iya, ma. Resti berangkat dulu," jawab Resti terbata-bata.
Sesampai di sekolah, langkah Resti tertahan. Di hadapannya, terbentang dua jalan. Satu menuju halaman sekolahyang berarti dia masuk sekolah, belajar seperti biasa. Sedangkan satu jalan lain menuju pintu keluar sekolah melewati kantin, tempat ia janjian bareng ketiga temannya kemarin. Itu berarti...
"Halo, anak mama. Datang juga akhirnya."
"Iya, kita=kita hamper saja ninggalin kamu."
"Ini baru teman sejati. Suka duka bagi sama-sama."
"Tapi, kalian janji ya, jangan bilang sama mama dan hanya sekali ini saja," ujar resti pelan.
"Beres," jawab ketiga temannya bersamaan. Keempat cewek manis tersebut segera meninggalkan kantin sekolah. Masing-masing terlihat amat ceria. Rencana mereka hari ini terlaksana juga.
"Mau kemana kita, Gi?" Tanya Resti.