Jelas saja kedatangannya sangat disambut lalu membuat kehebohan tadi. Neng bak anak hilang yang kembali. Sebuah pesta kecil disiapkan untuk kedatangannya. Ia pun dielu-elukan semua orang.
Di pojokan sana, sementara orang-orang begitu bergembira ria menyambut kedatangan Neng, Jack Cuma bisa memandangnya dari jauh. Tetap dengan mata berbinar, tapi ia membiarkan Neng dielu-elukan begitu. Dalam kegembiraannya, Jack berdoa dan berjanji dalam hati, "Aku tak akan akan membiarkanmu pergi lagi, Neng..."
Seiring hari terus melaju, demikianlah persahabatan Jack dan Neng terus berlanjut. Usia mereka terus beranjak. Meski diantara mereka ada Nitnit yang tetap genit dan kadang mencuri perhatian, keduanya tak ada yang bisa memisahkan lagi.
Pernah sekali waktu Nitnit menggoda Jack yang sedang tertidur. Jack marah sekali. Ia sampai mengejar Nitnit sampai membuat Nitnit kelelahan dan malah menangis sendiri.
Neng mendekati, menenangkan Nitnit sembari menunggu Bi Rasmi yang akan datang membawa makanan penawar suasana tegang barusan. Setelah Nitnit tenang, ia menuju Jack dan menasehatinya, "Kamu jangan gitu. Nitnit kan hanya bercanda."
"Tapi, dari awal dia memang jutek sama aku," bantah Jack.
"Ya kamu dong yang duluan ramah. Pelan-pelan saja. Percaya deh, Nitnit itu baik. Dia suka bagi makanannya ke aku lho..."
"O ya?"
Kepala Neng angguk-angguk.
Sejak saat itu, Jack berusaha ramah pada Nitnit. Meski kadang tetap dijutekin, lama-lama seperti kata Neng, akhirnya Nitnit benar menampakkan watak aslinya. Ia benar seorang yang baik dan mau berbagi.
Jack jadi senang dan merasa tersanjung tiap kali Nitnit menunjukkan semua kebaikannya.