Bayi mungil lucu itu bergerak-gerak dari sebuah selimut seadanya dalam sebuah keranjang. Siapa pun yang meletakkan si bayi itu nampaknya ingin keluarga itu memelihara si bayi. Soalnya niat sekali meletakkannya.
Ternyata kehadiran si bayi perempuan itu disambut baik oleh yang lain termasuk Jack. Ia yang terlihat paling antusias. Tak habis-habis ia menciumi si bayi yang kemudian dipanggil Neng saja. Meski kulitnya lebih hitam dari kulitnya, itu tidak menghalangi Jack untuk tetap terus selalu dekat dengan Neng.
Alhasil, keduanya memang terlihat tidak pernah terpisah. Mereka selalu berdua, dimanapun, kapanpun. Sebagai seorang kakak, ia mengayomi Neng. Meski kadang mereka berantam, tapi tak lama terlihat akur kembali. Apalagi kalau Bi Rasmi turun tangan, nggak ada alasan keduanya untuk meneruskan pertengkaran. Padahal Bi Rasmi hanya menasehati dan sesudahnya membuatkan mereka makanan enak.
Siapa yang tahan dengan makanan enak buatan Bi Rasmi?
Jadi, nggak ada alasan buat Jack dan Neng untuk bertengkar lebih lama.
^^^^^
Tidak ada yang bisa merayu Jack.
Tiap hari kerjanya hanya merenung dan merenung saja. Makanan dari Bi Rasmi yang menjadi favorit siapa saja, juga tidak mempan.
Sesekali terlihat ia tengah memandang kosong di hadapan. Lalu tak lama ada seperti genangan air mata di pinggiran kelopak matanya.
Jack menahan rasa hati dan air matanya.
Sekitar seminggu lalu, mendadak saja semua menjadi beda. Membuat seisi rumah jadi ikutan bingung dengan tingkah laku Jack kali ini. Dia tidak mempan dirayu siapa pun.