Mohon tunggu...
Benyamin Melatnebar
Benyamin Melatnebar Mohon Tunggu... Dosen - Enjoy the ride

Enjoy every minute

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Stealthy

30 Agustus 2021   17:01 Diperbarui: 30 Agustus 2021   17:11 1028
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi hari Bernard bangun dan melihat kondisi tubuhnya, ternyata ia baik – baik saja. Semoga semalam hanyalah mimpi buruk saja. Pikir Bernard. Bernard pagi itu, menemui pemilik kontrakan dan berkata padanya bahwa ia mengalami berbagai kejadian yang aneh. Ia menceritakan seluruh kejadian yang ia alami dari hari pertama sampai dengan minggu kedua ia menempati rumahnya. Pemilik kontrakan berkata dengan datar, bahwa ia mendapatkan rumah itu dari warisan orang tuanya. Bahkan si bapak kontrakan itu tidak pernah mendapatkan cerita apa – apa dari orang tua yang mewariskan rumah tersebut. Bernard keluar dari rumah pemilik kontrakannya dan merasa sangat kecewa dengan jawaban pemilik kontrakan. Bernard berusaha mencari informasi kepada tetangga sebelah tetapi mereka berkata tidak ada apa – apa. Apakah aku berhalusinasi? Pikir Bernard. Ia tidak patah semangat dan mencari cara untuk membongkar rahasia di kontrakannya. Bernard masuk ke dalam kontrakannya dan berusaha mengecek setiap inch dari kontrakannya. Mulai dari tanah samping kanan dan kirinya. Kemudian ia menuju halaman belakang kontrakan. Ilalang setinggi badan Bernard benar – benar membuatnya kewalahan ia tidak bisa melihat dengan baik ada apa di balik ilalang dan rerumputan liar yang menyembul seenaknya.

Tiba - tiba Bernard terantuk akibat sebuah batu, Ia berusaha memegangnya. Batu itu berbentuk persegi empat. Ia bergidik ngeri dengan apa yang baru saja disentuhnya. Sepertinya batu nisan. Ia berusaha membersihkannya, namun tidak mendapati sebuah nama di sana. Ia mulai mengambil kesimpulan apakah ada kuburan di sini. Dan arwahnya sedang bergentayangan di antero rumah ini dan ingin menunjukkan sesuatu padanya. Bernard kemudian berjalan semakin ke belakang. Ia menemukan sebuah batu nisan dan batu nisan lagi. Batu nisan tanpa nama dan semakin memberikan tanda tanya besar pada dirinya. Bernard segera meluncur ke dalam kontrakannya dan masuk ke kamarnya.

“ Pantesan banyak mahkluk – mahkluk halus di kontrakan ini, orang ada kuburannya, “ tukas Bernard.

Bernard sebenarnya tidak ingin berurusan dengan hal – hal seperti ini. Ia hanya ingin fokus untuk kuliahnya saja, daripada terlibat dalam urusan persetanan, haha. Bernard berlari dan masuk ke dalam kontrakannya. Ia tidak sanggup untuk memikirkan hal – hal yang menyeramkan. Lututnya gemetaran dan jari – jarinya terasa dingin walaupun udara di luar sangatlah panas. Ia berpikir untuk segera pindah dari tempat ini, tapi bagaimana mungkin karena ia sudah membayar lunas untuk kontrak di tempat ini untuk satu tahun ke depan. Bernard menyelinap ke arah dapur dan melihat kondisi sekitar. Ia segera ke kamar mandi dan menyegarkan dirinya dengan siraman air dingin yang mampu menenangkan pikirannya.

Bernard meninggalkan kontrakannya dan meluncur ke arah perpustakan kampus. Yah, disanalah Bernard menghabiskan waktunya di saat ia banyak pikiran. Ia akan melalap habis tabloid dan koran yang ada di perpustakaan kampus. Karena dengan banyak membaca ia bisa melupakan masalah – masalahnya. Suasana sore hari yang damai ini, sangat menenangkan hatinya karena pepohonan banyak yang tumbuh di sana. Langkah kakinya perlahan melewati lapangan sepak bola yang luas dan ia berjalan di jalanan setapak di pinggiran lapangan sepak bola. Dedaunan kering bertebaran di mana – mana. Suasana sore itu sangat lengang, tidak ada satupun orang yang nampak. Langit mendung dan gelap, Bernard merasakan ada yang mengikutinya dari belakang. Ia sesekali menoleh ke belakang. Tetapi tidak ada seorangpun di sana. ia berjalan dan acuh tak acuh, seolah tidak perduli. Ia berusaha menoleh ke belakang, ternyata benar, tidak ada siapa – siapa di sana.      

Ia merasa ngeri dan mulai mempercepat langkah kakinya, ia bahkan berlari dan semakin cepat. Sebuah tubuh tanpa kepala tiba – tiba muncul di hadapannya. Melayang  - layang di hadapannya. Ia bergidik ngeri dan tunggang langgang meninggalkan tubuh berlumuran darah dan ada bekas bacokan di bagian pinggangnya. Ia sudah kehilangan akal dan tidak tahu harus bagaimana dan terus berlari ke arah lobby perpustakaan. Keringat mengucur deras di dahinya, ia ngos – ngosan tidak sanggup untuk memikirkan apa yang baru saja dilihatnya. Ia semakin gila dengan kejadian – kejadian menyeramkan yang dialami dan dilihatnya dengan mata telanjang. Sungguh ironis, memang. Apakah, ini adalah penampakan hantu yang berkaitan dengan penunggu kontrakannya. Apa sebenarnya yang mereka cari dan apa yang ingin mereka tunjukkan pada Bernard. Bernard melewati lobby dan masuk ke dalam perpustakaan dan menaiki anak tangga satu persatu untuk menuju ke lantai atas. Dan menuju tempat koran harian.

Ia telah sampai di partisi yang khusus menyediakan koran dan tabloid. Bernard membaca koran kompas dan ingin melupakan kejadian – kejadian mengerikan yang ia alami beberapa hari ini. Jujur saja, Ia malas sekali untuk kembali ke kontrakannya dan berencana untuk ke kosan kakaknya yang berada dekat dengan markas utama radio Geronimo FM yang merupakan salah satu stasiun radio yang terkenal di Yogyakarta. Ia berpikir sekali lagi, apakah ia perlu ke kosan kakaknya, pikirnya dalam hati. Oh, tidak. Ia tidak ingin merepotkan kakaknya. Apalagi, karena kosan kakaknya adalah kosan khusus perempuan dan teman – temannya mengenakan kerudung. Di mana, mereka akan melepas kerudungnya saat mereka berada di kosan, karena tidak ada laki – laki yang bukan muhrim mereka. Bernard tidak bisa memaksakan, karena itu adalah hak asasi setiap manusia dalam menjalankan toleransi kehidupan beragama. Akhirnya setelah berpikir matang, Bernard mengurungkan niatnya untuk pergi ke kosan kakaknya.

Dari satu koran ke koran lainnya, itulah yang dilakukan Bernard untuk membunuh waktu. Ia bertekad untuk keluar dari perpustakaan pukul 21.00 wib sesuai dengan waktu tutup perpustakaan kampusnya. Ia lebih baik memilih di tempat keramaian seperti ini, daripada harus menghabiskan waktunya di dalam kamarnya yang menakutkan itu. Detik demi detik berlalu, akhirnya hampir jam 21.00 wib. Petugas mengumumkan bahwa perpustakaan akan segera tutup dalam waktu sepuluh menit dari sekarang. Dengan langkah gontai, Bernard keluar dari kursi tempat ia duduk dan menuruni tangga perpustakaan untuk menuju ke lantai satu, lalu berjalan keluar perpustakaan bersama dengan mahasiswa lainya.

“ Oh, Tuhan. Apakah aku harus tidur di luar malam ini, aku merasa tidak kuasa untuk kembali ke kontrakanku. “ Ucapnya pelan

Pikirannya yang tidak tenang, membuat perutnya terasa lapar. Bernard menyusuri jalan melewati lembaga Realino dan ingin menyebrang untuk mencapai warung makan “ telor penyet Bang Gali “ di depan Radison Hotel. Jalan raya Gejayan di jam – jam seperti ini, masih sangat ramai oleh pengendara motor. Bernard memesan telor, tempe penyet, satu porsi nasi putih dan teh manis panas. Bernard melahap dengan giat makanan yang tersaji di hadapannya seakan lupa dengan kejadian – kejadian yang baru di hadapinya.

Ia membayar kepada Bang Gali dan berjalan ke arah kontrakannya melewati jalan Gatot kaca, dimana sebagian toko sudah tutup, tetapi masih ada rental vcd, warung makan nasi campur Bu Endang dan warung soto Makasar yang masih saja buka. Jalanan mulai terlihat sepi ketika ia membelokkan langkah kakinya ke depan kampus Sanata Dharma. Iya, mereka memiliki sebuah kapel kecil di depan kantinnya. Kapel tua yang dibangun saat zaman penjajahan Belanda sepertinya. Yang memang kebetulan kampus ini di kelola oleh ordo Jesuit, sebuah ordo kepastoran ala Eropa yang telah masuk ke Jawa beberapa abad silam. Terlihat sangat sepi di sana, ia sendiri agak takut untuk lewat di depannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun