Mohon tunggu...
Tirto Karsa
Tirto Karsa Mohon Tunggu... Buruh Pabrik -

"Hidup hanya senda gurau belaka"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Layu

10 Januari 2018   13:12 Diperbarui: 10 Januari 2018   13:18 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Niluh berdiri membelakangi Reymond. " Aku tidak tahu mas."

Reymond bangkit dan kemudian menarik baju Niluh dibagian lehernya sehingga tampak seperti seorang yang hendak mencekiknya.

" Denganku" Niluh meludahi muka Reymond.

" Mereka bertiga semua bercinta denganmu?" Reymond semakin mengeratkan pegangan tangannya pada leher Niluh.

Niluh mengangguk. " Dasar Pelacur." Reymond melontarkan tubuh Niluh ke Tanah. Tampak Niluh meronta ke sakitan.  

Niluh menangis. Air matanya mengalir dengan deras melewati pipi dan menetes ke tanah." Kamu pikir aku lebih rendah dari keluargamu?" Niluh langsung melompat ke tubuh Remond hingga Reymond terjatuh di tanah. " Keluarga terhormat yang bahkan tidak mau menerima seorang wanita hamil?"

Dengan sedikit sisa tenaga dan kesadarannya, Reymond segera bangkit dan kemudian memeluk Niluh. "Jangan kau ungkit kematian Sisi adikku. Dia sudah cukup menderita di dunia." Reymmond mencoba menenangkan niluh dengan memeluknya.

" Aku pelacur, sudah banyak lelaki yang tidur denganku. Kau tidak patut memelukku?" bisik Niluh.

Segera Reymond membungkam mulut Niluh. " Maafkan aku." Reymond menangis. " Akupun sekarang mulai menduga-duga bagaimana virus keji itu tertular ke mereka."

" Aku tahu arah pembicaraan ini Mas. Aku tahu kau hanya akan menyudutkanku. Akupun tahu kamu masih termakan cemburu cinta lamamu itu padaku. Kau tentu berpikir kalau aku yang tidur dengan ketiga temanmu dan sekarang aku jawab iya. Mereka pula yang membiayai hidupku." Niluh tersenyum sinis.

Reymond berdiri menjauhi Niluh. Dia menyalakan rokok untuk mensetabilkan emosinya. Reymond kembali menghampiri Niluh yang masih terpaku di tempatnya. " Mereka berdua anak ku bukan? Mereka berdua anak kita bukan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun