Salah satu model yang dapat diinisiasi sebagai show case dalam Forum G20 ini adalah implementasi PLTS terintegrasi berbasis komunitas dengan memasukkan unsur kearifan local melalui pembentukan Konsorium Serikat Surya Handayani (SSH) di Gunung Kidul, Yogyakarta pada bulan Februari 2022. Â Model bisnis inilah yang diarahkan untuk menciptakan ekosistem usaha menggunakan energi terbarukan zero emisi dengan partisipasi masyarakat pedesaan sebagai motor penggeraknya. Mengutip laman www.ugm.ac.id bulan Februari 2022, model ini melibatkan perguruan tinggi (Universitas Gadjah Mada) sebagai sebagai pemberi hibah dan pembimbing teknologi dan Bank Indonesia (BI) sebagai pihak pemberi dana hibah sebagai bentuk Corporate Social responsibility (CSR), maupun sumber dana lainnya seperti APBD. Â
Dalam pelaksanaannya, model bisnis ini melibatkan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Baitul Maal wa Tamwil (KSPPS BMT) "UMMAT" sebagai institusi sumber pembiayaan, dua sektor ekonomi yaitu sektor Usaha Menengah, Kecil, dan Koperasi (UMKM) dan Pertanian, Pendidikan vokasi yaitu keterlibatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan mitra teknis bidang energi terbarukan.
Implementasi program PLTS dilakukan dilakukan antara lain karena sifat teknologinya yang memungkinkannya untuk 1) menjangkau lokasi terpencil sekalipun di seluruh wilayah nusantara untuk berbagai kegunaan, 2) dioperasikan oleh perseorangan maupun komunitas, dan 3) disusun dengan konfigurasi tertentu sehingga sangat andal sekaligus relatif sederhana pengoperasian dan pemeliharaannya (Pusat Ekonomi Kerakyatan/PUSTEK, UGM). Sedangkan jenis usaha yang dapat didukung oleh listrik ramah lingkungan PLTS ini antara lain berupa: 1) usaha kuliner olahan makanan dan minuman; 2) industri rakyat batik; 3) usaha air minum baik isi ulang maupun kemasan, dan 4) mobile solar water pumping system, yaitu pengairan sawah dan kebun menggunakan mesin pompa bertenaga surya.
Â
Gambar 5. Contoh Mobile Solar Pumping System
Menurut Rachmawan Budiarto, Sekretaris PUSTEK UGM, Konsorsium SSH nantinya juga akan dikembangkan peranannya sebagai center of excellence di sektor bisnis hijau (Green Business, Green Jobs) di mana tim teknisnya (yang mempunyai kemampuan melakukan pelatihan dan pendampingan teknis) dapat menjadi sebuah katalis yang membuka lapangan kerja ramah lingkungan melalui kolaborasi dengan SMK, khususnya SMK di bidang elektro dan ketenagalistrikan. Kehadiran SMK ini akan berperan sebagai pemelihara teknis teknologi PLTS, serta diharapkan dapat meningkatkan koordinasi, kontrol, dan keberlanjutan implementasi energi terbarukan bagi Pelaku Usaha. Keterlibatan SMK juga memberikan manfaat bagi SMK sendiri karena dengan berperan dalam pemeliharaan teknis PLTS menjadi tempat praktik atau teaching factory dan pembelajaran berbasis penyelesaian masalah di lapangan.
Sementara itu, BMT UMMAT sebagai salah satu komponen pembentuk Konsorsium SSH akan berfungsi sebagai investor energi terbarukan atau aktor penyedia pembiayaan/leasing penyedia sumber energi bagi unit usaha atau masyarakat untuk meningkatkan produktivitasnya, dengan sekaligus mereduksi emisi karbon. BMT UMMAT juga berperan sebagai lead consortium dalam mengelola manajemen dan keuangan SSH.Â
Pengembangan model ekosistem terintegrasi berbasis komunitas dalam bidang energi terbarukan di masa mendatang dapat dilakukan melalui dua model dasar, yakni pengembangan dan replikasi. Melalui pengembangan ekosistem yang dibangun dan dikembangkan dalam skala dengan melibatkan lebih banyak sumber daya setempat, yaitu Lembaga Keuangan, Sektor Usaha, SMK, dan vendor (supplier PLTS), maupun pemberi hibah (CSR). Sementara itu melakukan model replikasi berarti menciptakan ekosistem serupa (duplikasi) di lokasi lain dengan berbagai adaptasi/kontekstualisasi rancangan bisnis, teknis energi, dan sosiologi-institusional.
Â
Kesimpulan dan Saran
Model SSH Gunung Kidul, Yogyakarta, dapat menjadi show case upaya implementasi sustainable energy transitions, yang terintegrasi dan melibatkan komunitas setempat. Â Hal ini diperlukan untuk menjaga keberlangsungan model tersebut, dan meningkatkan azas manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat yang mungkin diterapkan di berbagai kabupaten/kota.