Posisi strategis Presidensi G20 Indonesia
Pada tahun 2022, Indonesia mendapat kepercayaan yang begitu besar dari dunia internasional yaitu memegang Keketuaan/Presidensi G20 sekaligus menjadi tuan rumah, sejak 1 Desember 2021 hingga akhir tahun 2022. Kepercayaan global ini memberikan harapan besar bagi Indonesia untuk memimpin proses pemulihan ekonomi di tengah masa Pandemik Covid-19, untuk itu.Indonesia mengusung tema Recover Together, Recover Stronger atau Pulih Bersama, Lebih Kuat. Tema tersebut mengandung harapan “Dari Indonesia, Dunia Pulih Bersama”. Tema tersebut terinspirasi dari jiwa dan semangat bangsa Indonesia yaitu semangat Gotong Royong/Together makes Stronger.
Presidensi G20 Indonesia merupakan momentum terbaik bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinan/leadership dan semangat kolaborasi dalam skala global. Indonesia perlu mengadvokasi berbagai kepentingan nasional, negara berkembang dan negara miskin, agar tata dunia berlaku secara lebih adil dan berazaskan kesetaraan.
Kepemimpinan Indonesia dalam G20 memiliki arti penting bagi dunia global di tengah masa pandemi yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun yang memberi tantangan dari sisi kesehatan dan sosial-ekonomi (Airlangga Hartarto, Menko Perekonomian, 2022). Di tengah Pandemi Covid-19 tersebut, Indonesia telah menunjukkan progress pemulihan ekonomi yang positif dan membaik dibandingkan negara-negara lain yang masih mengalami kontraksi pertumbuhan ekonominya. Menurut Bank Dunia, pada tahun 2022 perekonomian Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 5,2%, jauh lebih baik dari pada tahun 2021 yang tumbuh sebesar 3,69%.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam General Lecturer Series-1 Bulan Februari 2022 yang diadakan oleh Lembaga Administrasi Negara Indonesia Republik Indonesia (LAN RI) menyampaikan bahwa Presidensi G20 Indonesia dalam situasi Covid-19 merupakan momentum krusial bagi pemulihan ekonomi global. Apalagi Presidensi ini diemban di tengah perubahan geopolitik yang sangat dinamis dan cukup panas. Hal ini perlu dimanfaatkan Indonesia untuk mendorong tujuan pembangunan nasional dan prioritas proses transformasi ekonomi menuju Indonesia maju.
Pada masa Presidensi G20, Indonesia akan memimpin dan memandu (sherpa) semangat pulih bersama. Untuk itu Indonesia telah menetapkan tiga isu agenda utama, yaitu arsitektur kesehatan global (Global Health Architecture), transformasi ekonomi berbasis digital (Digital Tranformation), dan transisi energi berkelanjutan yang adil dan terjangkau (Sustainable Energy Transitions). Dalam Presidensi G20 ini, Indonesia berupaya menghasilkan sisi aksi konkrit yang dapat diimplementasikan di berbagai tempat dan bermanfaat bagi masyarakat global. Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia akan bekerjasama dengan negara anggota G20 dan berbagai organisasi internasional.
Priorities Issues G20: Sustainable Energy Transitions
Sustainable energy transitions atau transisi energi berkelanjutan menjadi salah satu isu prioritas pada Presidensi G20 Indonesia tahun 2022, di samping dua topik lainnya yakni Sistem Kesehatan Dunia serta Transformasi Ekonomi dan Digital.
Forum Transisi Energi Presidensi G20 Indonesia dalam format Energy Transitions Working Group (ETWG), berfokus kepada tiga prioritas, yaitu akses, teknologi, dan pendanaan. Dengan tiga fokus tersebut, G20 diharapkan dapat mencapai kesepakatan bersama dalam mempercepat transisi energi global, sekaligus memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan dan transisi yang berkeadilan,.
Melalui Forum G20 ini, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia dalam mewujudkan kebijakan untuk mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif. Indonesia pun memiliki kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia, dukungan penuh terhadap transisi energi global.
Negara-negara anggota G20 menyumbang sekitar 75% dari permintaan energi global. Maka dari itu, negara-negara G20 memegang tanggung jawab besar dan peran strategis dalam mendorong pemanfaatan energi bersih. Dalam Forum Energy Transitions Working Group (ETWG) memfokuskan pembahasan pada keamanan energi, akses dan efisiensi, serta transisi ke sistem energi rendah karbon, termasuk juga investasi dan inovasi dalam teknologi yang lebih bersih dan efisien.