Mohon tunggu...
Swarna
Swarna Mohon Tunggu... Lainnya - mengetik 😊

🌾Mantra Terindah🌿

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bintang Jatuh

22 Oktober 2021   17:15 Diperbarui: 22 Oktober 2021   19:59 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kibrispdr.org

"Ehem." Deheman ibu adalah kode agar aku menghentikan lamunanku.

"Ada masalah?" Pertanyaan ibu seperti pernyataan bagiku

"Kecil, masih bisa diatasi."

"Syukur kalau begitu. Tapi sebaiknya walau kecil jangan disimpan, dia akan menjadi bom waktu suatu ketika."

Malam itu pertama kali aku bersama ibu bertukar cerita, kerinduanku bersama kakek sedikit terobati.

"Asfa, kamu harus berhati-hati saat kecewa dan luka. Karena pengaduanmu pada langit akan menjadi bencana pada orang yang menyakitimu."

Bunyi panggilan telepon gawaiku memotong pembicaraan ibu, segera kuangkat tanpa melihat penelponnya.

"Halo."

"Asfa, teman kita berduka. Malam ini Hana kehilangan suami dan anaknya."

*End*

Sore, 22102021

Cerita ini hanya khayalan semata, bila ada kesamaan nama saya mohon ampun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun