"Ehem." Deheman ibu adalah kode agar aku menghentikan lamunanku.
"Ada masalah?" Pertanyaan ibu seperti pernyataan bagiku
"Kecil, masih bisa diatasi."
"Syukur kalau begitu. Tapi sebaiknya walau kecil jangan disimpan, dia akan menjadi bom waktu suatu ketika."
Malam itu pertama kali aku bersama ibu bertukar cerita, kerinduanku bersama kakek sedikit terobati.
"Asfa, kamu harus berhati-hati saat kecewa dan luka. Karena pengaduanmu pada langit akan menjadi bencana pada orang yang menyakitimu."
Bunyi panggilan telepon gawaiku memotong pembicaraan ibu, segera kuangkat tanpa melihat penelponnya.
"Halo."
"Asfa, teman kita berduka. Malam ini Hana kehilangan suami dan anaknya."
*End*
Sore, 22102021